REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Intelijen Negara (BIN) dinilai perlu meningkatkan kinerja intelijen di wilayah perbatasan. Peningkatan kerja sama jajaran intelijen antara BIN, TNI, Polri, Polda-Polda dengan pemerintahan daerah menjadi hal penting untuk dilakukan
"Agar Indonesia tidak terus menerus menjadi bulan-bulanan bandar narkoba, teroris dan para penyelundup yang menghancurkan perekonomian Indonesia," kata Ketua Presidium Watch (IPW) Neta S Pane, Kamis (8/9).
Menurutnya pendekatan keamanan dalam membangun sosial ekonomi tentunya diharapkan tidak hanya akan mendapatkan manfaat bagi kemajuan perekonomian semata. Lebih dari itu, akan mendapatkan kemajuan dalam hak asasi manusia (HAM).
Neta mengatakan luasnya wilayah Indonesia, terutama kawasan pantai menjadi ancaman tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Negeri ini menjadi rawan penyelundupan dan kerap menjadi bulan-bulanan atau 'operasi intelijen' negara lain yang bertujuan melumpuhkan perekonomian dan menghancurkan mentalitas generasi muda Indonesia dengan narkoba.
"Pengalaman selama berkarier di Polri dan jaringan yang luas di bidang sosial, politik, dan kemasyarakatan tentu menjadi modal yang kuat bagi BG (Budi Gunawan) saat memimpin BIN," ujarnya.
IPW berharap, Budi dapat memaksimalkan jaringannya yang luas itu untuk mensinerjikan BIN dengan berbagai institusi, dalam rangka membentengi Indonesia dari serangan terorisme, narkoba, perdagangan manusia, aksi pencurian yang dilakukan orang asing terhadap kekayaan alam Indonesia.
Untuk itu IPW berharap BG dapat memaparkan konsep kerjanya agar publik semakin yakin pada kapabilitas dan profesionalismenya dalam memimpin BIN.