REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Front Amal Islami Lebanon, Syekh Zubair Usmani Al Juaid berkunjung ke Jakarta dan bertemu ulama-ulama Indonesia. Ia turut menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kepada MUI dan ulama-ulama Indonesia, Syekh Zubair Usmani Al Juaid menceritakan kisah perjuangan rakyat Lebanon, dari pendudukan yang coba dilakukan Israel yang dimulai pada 1982. Diungkapnya, Beirut dan Lebanon merupakan dua daerah perlawanan paling tinggi, karena Israel terus mengincar tokoh-tokoh Islam yang ada.
"Puluhan tahun perlawanan terus dilakukan umat Islam di Lebanon, dari hegemoni Israel yang coba masuk ke hampir semua sendi di Lebanon. Namun, banyaknya serangan ke Zionis yang dilakukan pemuda Lebanon, ternyata membuat Israel kewalahan sampai pada tahun 2000, perlawanan itu pun tampak membuahkan hasil signifikan," kata dia.
Israel, lanjut Zubair, mengumumkan penarikan pasukan dari Lebanon selatan dan merupakan pemunduran pertama kali yang dilakukan Israel, tentu berkat perlawanan yang tidak henti dilakukan umat Islam di Lebanon. "Perlawanan Lebanon merupakan bentuk perlawanan modern," katanya.
Keberhasilan itu menginspirasi pejuang-pejuang dari sejumlah negara Islam di Timur Tengah, seperti Suriah dan Palestina yang memang sudah bersinggungan dengan Israel. Lebanon mulai memberikan pelatihan-pelatihan khususnya kepada pejuang Palestina, dengan HAMAS sebagai garda terdepan perlawanan Palestina melawan penjajahan Israel.
Zubair menjelaskan, keberhasilan itu membuat Israel seperti mulai kehilangan semangatnya, dan ambisinya menguasai jazirah arab dari Sungai Nil sampai Eufrat menyusut. Momen itu turut menjadi sejarah pertama kali Israel bertahan, tidak melakukan penyerangan dan malah membuat tembok pemisah di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
"Saat itu, perlawanan umat Islam di Timur Tengah melawan penjajahan Israel terjalin sangat baik," ujar Zubair.