Kamis 08 Sep 2016 17:28 WIB

Seratusan Desa Majalengka Rawan Longsor dan Pergerakan Tanah

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi pergerakan tanah.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Ilustrasi pergerakan tanah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Menghadapi musim penghujan, seratusan desa di Kabupaten Majalengka rawan mengalami bencana longsor dan pergerakan tanah. Masyarakat pun diimbau mewaspadai ancaman tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka Tatang Rahmat menyebutkan, dari 343 desa yang ada di Kabupaten Majalengka, kerawanan timbulnya bencana longsor dan pergerakan tanah itu tersebar di sekitar 149 desa. Desa-desa tersebut terletak di di berbagai kecamatan. Di antaranya Kecamatan Bantarujeg, Lemahsugih, Cingambul, Talaga dan Malausma.

Selain rawan bencana longsor dan pergerakan tanah, lanjut Tatang, sekitar 43 desa lainnya di Kabupaten Majalengka juga rawan banjir. Hal itu terutama saat intensitas hujan sedang tinggi.

 

''Semua desa yang rawan longsor dan pergerakan tanah itu terletak di wilayah Majalengka selatan. Sedangkan desa yang rawan banjir terletak di wilayah utara,'' ujar Tatang kepada Republika.co.id, Kamis  (8/9).

Tatang mengungkapkan, untuk mengantisipasi kerawanan terjadinya bencana itu, BPBD sudah mengirimkan surat imbauan, terutama kepada daerah yang rawan bencana, untuk siap siaga. Pasalnya,  bencana bisa datang kapanpun, terutama di saat intensitas hujan tinggi.

 

Tak hanya itu, BPBD Kabupaten Majalengka juga telah memiliki satgas desa yang tersebar di 343 desa yang ada di Kabupaten Majalengka. Para satgas tersebut telah dilatih mengenai cara penanganan bencana.

 

Selain itu, lanjut Tatang, dalam mengantisipasi terjadinya bencana, pihaknya juga telah menyiapkan manajemen logistik bencana. Dalam manajemen tersebut, disiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penanganan bencana, salah satunya perlengkapan.

Tatang menyatakan, meski masih musim kemarau, namun saat ini hujan sering melanda Kabupaten Majalengka. Berdasarkan informasi yang diterimanya dari BMKG, intensitas hujan saat musim hujan mendatang akan lebih tinggi. "Kemungkinan pada Oktober nanti hujan sudah semakin sering turun. Tingkat kerawanan bencana akan semakin tinggi, harus makin siaga,’’ kata Tatang.

 

Tak hanya di Kabupaten Majelangka, kerawanan bencana longsor juga melanda wilayah Kabupaten Kuningan. Di Kota Kuda tersebut, terdapat 15 kecamatan yang rawan mengalami longsor.  Adapun 15 kecamatan yang rawan longsor itu, yakni Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, Cilebak, Subang, Selajambe, Cimahi, Ciniru, Ciwaru, Darma, Garawangi, Hantara, Kadugede, Karangkancana, Maleber dan Nusaherang.

 

"Untuk mengantisipasi terjadinya bencana itu, kami sudah melakukan persiapan SDM (sumber daya manusia), peralatan, logistik, dan sosialisasi ke masyarakat,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement