Kamis 08 Sep 2016 18:49 WIB

Turki Penjarakan 16 Pengusaha Diduga Terkait Kudeta

Wanita menangisi jenazah warga Turki yang tewas akibat upaya kudeta.
Foto: Reuters
Wanita menangisi jenazah warga Turki yang tewas akibat upaya kudeta.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki memenjarakan 16 pengusaha selama sidang pengadilan, Kamis (8/9), dan mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi puluhan perwira militer atas dugaan keterkaitan dengan Fethullah Gulen.

Pihak berwajib telah menahan puluhan ribu orang atas keterkaitan dengan ulama Fethullah Gulen, yang membantah terlibat dalam kudeta yang gagal. Langkah penindakan ini membuat sekutu-sekutunya di Barat dan kelompok hak asasi manusia mengkhawatirkan adanya hukuman atas perbedaan pendapat.

Para pejabat Turki menolak kekhawatiran tindakan mereka terlalu keras, merujuk pada kegawatan rencana kudeta itu. Tentara yang membangkang menyita jet-jet tempur dan tank, menyerang parlemen dalam kudeta yang gagal dan menewaskan lebih dari 240 orang.

Di antara pengusaha yang ditahan ialah Faruk Gullu, pemilik rangkaian toko penjualan baklava, kue tradisional Turki. Ia dituduh terlibat dalam organisasi yang oleh Ankara disebut dengan istilah Organisasi Teroris Gulen (FETO), kata kantor berita Anadolu.

Pengadilan Istanbul melanjutkan pemeriksaan terhadap 21 pengusaha lagi, termasuk saudara laki-laki Gull, Nejat, yang menjalankan jaringan toko penjual baklava saingan, dan memimpin perusahaan pembuat pakaian Omer Faruk Kavurmaci. Mereka termasuk di antara 80 tersangka yang ditahan polisi tiga pekan lalu sebagai bagian dari penyelidikan.

Dari jumlah tersebut, 43 orang telah dibebaskan dan dalam pemantauan, yang berarti mereka masih bisa menghadapi tuntutan.

Secara terpisah, kejaksaan Istanbul mengeluarkan perintah penahanan terhadap enam jenderal, 43 perwira lain dan beberapa warga sipil dalam operasi polisi di 15 provinsi. Empat tersangka sejauh ini sudah ditahan.

Sehari sebelumnya, polisi menahan tiga wartawan, seorang politisi dan seorang penyelenggara jajak pendapat, serta mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk 105 orang atas dugaan keterkaitan dengan Gulen. Politisi oposisi mengatakan gelombang penangkapan terbaru ini kemungkinan menyasar pengkritik pemerintah tanpa keterkaitan jelas dengan gerakan keagamaan dipimpin Gulen.

Beberapa ribu tentara sudah dipecat dari angkatan bersenjata dan lebih dari 100 ribu orang, termasuk pegawai negeri sipil, birokrat, guru, tentara dan wartawan, kehilangan pekerjaan karena dituduh terkait dengan Gulen, yang mengasingkan diri di Pennsylvania, AS sejak 1999.

Presiden Tayyip Erdogan menanggapi keprihatinan mengenai penanganan pembersihan tersebut, dalam komentar yang dipublikasikan, Rabu, mengakui bahwa orang yang salah mungkin jadi sasaran dan bahwa spekulasi media mengenai mereka yang terlibat kemungkinan menyesatkan.

"Mereka membuat komentar (di TV) menuduh orang yang tidak ada kaitannya dengan urusan ini, Namun orang itu terjebak dengan label itu. Hal-hal seperti ini tidak benar," katanya seperti dikutip harian Hurriyet.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement