Kamis 08 Sep 2016 22:15 WIB

Muhammadiyah Gelar Olimpiade Budaya Jawa

Rep: Yulianingsih/ Red: Ilham
Logo Muhammadiyah.
Foto: Wikipedia
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Wilayah Muhaammadiyah (PWM) DI Yogyakarta akan menggelar olimpiade budaya Jawa (OBJ) selama 4 hari (19-22/9), mendatang. Olimpiade ini akan diikuti sisa SD hingga SMA/SMK Muhammadiyah se-DIY.

Menurut Ketua Majelis Pendidkan Dasar dan Menengah PWM DIY, Arif Budi Raharjo, olimpiade ini akan melombakan empat kejuaraan olahraga tradiisional masyarakat Jawa khususnya DIY dan lima kejuaraan seni tradisionaal ditambah satu kejuaraan olah pikir. "Ada 10 cabang yang dilombakan dari permainan atau olahraga tradisional, seni tradisi Jawa dan olah pikir," ujarnya di kantor PWM DIY, Kamis (8/9).

10 cabang perlombaan tersebut dalah cerdas cermat budaya Jawa (olah pikir), Mocopat, Geguritan, Karawitan, Dagelan Mataram, dan Tari Jawa (seni Jawa). Selain itu, ada lomba egrang, gasingan, gobagsodor dan jemparingan yang masuk kategori olehraga.

Lomba yang masuk kategori olahraga akan dipusatkan di Lapangan Karang Kotagede dan jeparingan dilakukan di Lapangn Jemparingan PWM DIY. Untuk mocopat digelar di SMP Muhammadiyah 4 Yogya, Tari Jawa di SMP Muhammadiyah 2 Yogya, dagelan Mataram dan karawitan di SMA Muhammadiyah I Yogya.

OJB ini akan diawali dengan pawai budaya Jawa yang diikuti 100 sekolah Muhammadiyah di DIY. Pawai akan mengikuti rute dari Balaikota Yogyakarta dan finsh di Alun-alun Utara Kraton Yogya, 10 September, mendatang.

Sementara, penutupan akan dilakukan dengan pagelaran wayang kuliit oleh dalang cilik Muhammadiyah do Sportorium UMY, 23 September mendataang. OJB sendiri akan diikuti sekitar 500 peserta lomba dari seluruh SD/M, SMP/MTs, SMA/MA/SMK Muhammadiya se DIY.

"Olimpiade ini sebagai ajang kebersamaan siswa Muhammadiyah dalam bidang seni dan budaya," kata Arif.

Wakil Ketua PWM DIY Tasman Hamami mengatakan, saat ini muncul banyak keprihatinan disemua kalangan terkait kaarakter anak bangsa. Muhaammadiyah sebaagai organisasi masyarakata ikut bertanggung jawab dalam pendidikan karakter tersebut dan hal itu bukan hanya melalui pendidikan agama saja.

"Nilai budaya juga harus diajarkan dan dibudayakan bukan hanya nilai agama saja. Muhammadiyah juga sudah mengawalinya dengan memberkan muatan lokal budaya Jawa di sekolah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement