REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS -- Lebih dari 70 lembaga kemanusiaan Suriah menuduh badan bantuan PBB membiarkan dirinya dimanipulasi oleh pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Salah satu contohnya, menurut mereka, adalah kegagalan PBB untuk mengakhiri pengepungan atas kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak.
Dilansir BBC, Kamis (8/9), dalam suratnya kepada Kantor Koordiniasi Bantuan Kemanusiaan PBB, OCHA, 73 lembaga kemanusiaan itu menuntut penyelidikan tentang pengaruh pemerintah Suriah atas badan bantuan PBB yang berkantor di ibukota Damaskus.
Jika hal itu tidak ditempuh dan permintaan lain tidak dipenuhi maka mereka akan mengurangi kerja sama tukar informasi dengan badan bantuan PBB.
Lembaga kemanusiaan yang ikut menandatangani surat antara lain adalah Masyarakat Medis Suriah Amerika serta Pertahanan Sipil Suriah atau yang dikenal Helm Putih, yang aktif di kawasan-kawasan yang dikuasai kelompok pemberontak.
Salah satu kota yang terkepung karena perang antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak adalah Aleppo, di Suriah utara. Dalam laporan ke-12 tentang Suriah, PBB menyebutkan 600 ribu orang hidup dalam pengepungan di sekitarnya dengan 300 ribu terperangkap di dalam kota Aleppo.
Surat protes 73 badan kemanusaian Suriah tersebut, kata seorang juru bicara PBB, Stephane Dujarric, sudah diterima kantor OCHA di Turki. "Kami tidak pernah malu-malu mengangkat suara kami ketika pemerintah secara sistematis mengambil peralatan operasi dari konvoi. Kami akan terus menyampaikan suara kami jika dibutuhkan," jelas Dujarric.