REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengungkapkan, terdeteksi oleh satelit terdapat 10 titik panas di daratan Sumatra dengan wilayah penyebaran pada tiga provinsi.
"Pukul 07.00 WIB pagi ini, kembali terdeteksi 10 titik panas berada di Sumatera atau turun dari kemarin 36 titik panas," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi, di Pekanbaru, Jumat (9/9).
Ia mengatakan, kondisi titik panas itu setelah melihat sebaran titik panas di Sumatera berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra.
Dia merinci, 10 titik panas itu tersebar di Provinsi Sumatera Selatan tujuh titik, Bengkulu dua titik, dan Lampung satu titik dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen.
Pada kawasan hutan dan lahan gambut pada 12 kabupaten/kota di Riau, kata Slamet, masih aman dari bahaya karhutla akibat musim kemarau basah karena setiap hari pekan ini masih berpotensi turun hujan. Seperti hari ini, katanya lagi, secara umum cuaca wilayah di Riau cerah hingga berawan. Temperatur maksimal 34,5 derajat Celsius pada siang hari dan minimal 25 sampai 22 Celsius di malam hari dengan kelembaban udara maksimal 98 persen dan minimal berkisar 58 hingga 45 persen.
"Peluang hujan intensitas ringan hingga sedang, dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang diperkirakan terjadi di wilayah Riau bagian barat, utara, dan pesisir timur terutama pada pagi, siang dan malam hari," katanya.
Meskipun bahaya karlahut di Riau tergolong aman, namun Satuan Tugas Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau terus melakukan tindakan tegas untuk memerangi perambah, seperti di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu. "Pembersihan gubuk-gubuk perambah yang tidak jelas di wilayah hutan lindung cagar biosfer masih dilaksanakan," kata Wakil Komandan Satgas Siaga Karlahut Provinsi Riau Kol Czi I Nyoman Parwata.