REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Pedangdut Ikke Nurjanah untuk kedua kalinya kembali mengunjungi Amerika Serikat untuk mengenalkan musik dangdut di negeri tersebut pada September 2016. Pelantun Terlena ini memiliki sejumlah agenda khusus selama di sana. Selain konser dan presentasi mengenai dangdut, ia juga menyerahkan bukunya ke Perpustakaan Kongres Amerika Serikat (Library of Congress) untuk menjadi koleksi.
Ikke mengunjungi Library of Congress untuk menyerahkan bukunya Diary Dangdut Ikke Nurjanah pada 2 September 2016. Di sana ia bertemu dengan Hong Ta-moore, MLS. Moore adalah pustakawan di divisi Asia di Library of Congress.
“Musik dangdut merupakan salah satu musik dari Indonesia yang sangat kita perlukan sebagai referensi untuk kelengkapan koleksi musik etnik di museum ini, dan kami sangat mengapresiasi bahwa Ikke mau menyumbangkan bukunya untuk Museum ini," ujar Mr. Hong Ta-moore menyambut baik kunjungan Ikke seperti dikutip dari keterangan pers diterima Republika.co.id, Kamis (8/9).
Selesai menyumbangkan bukunya, Ikke dan rombongan melanjutkan ke gedung James Madison yang merupakan bagian dari Library of Congress, Divisi Musik untuk bertemu dengan Anne McLean. Ia adalah senior producer untuk Concerts & Special Projects, music division.
Ikke pun diajak berkeliling gedung, termasuk ke ruangan konser yang biasa dipakai untuk acara kenegaraan. Di sana Ikke Nurjanah juga melihat koleksi partitur musik dari abad ke 17 yang merupakan koleksi tidak ternilai harganya.
Ikke berkesempatan melihat catatan berupa tulisan tangan dari Mozart kepada adik perempuan nya dan beberapa koleksi partitur asli dari pemusik klasik abad 17. Semua khusus dikeluarkan dari lemari penyimpanan untuk Ikke Nurjanah.
“Kami sangat senang saat mendengar ada musisi Indonesia yang akan berkunjung ke sini, Ini merupakan kesempatan langka bisa bertemu musisi dangdut yang bagi kami masih sedikit informasi mengenainya. Saya juga menunjukkan koleksi kami yang khusus kami keluarkan bagi tamu kehormatan Ikke Nurjanah,” ujar Ms Anne Mc Lean.