Jumat 09 Sep 2016 20:57 WIB

Muslimah Hamil di Barcelona Diserang karena Gunakan Cadar

Rep: Puti Almas/ Red: Ilham
Muslimah bercadar. (ilustrasi)
Foto: AP/Dar Yasin
Muslimah bercadar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Seorang perempuan Muslim yang mengenakan cadar atau niqab mengalami penyerangan di Barcelona. Wanita yang tengah hamil itu diserang oleh dua orang laki-laki tak dikenal di kota tersebut.

Pada awalnya, dua laki-laki tersebut meneriakkan komentar kasar terhadap perempuan itu mengenai niqab yang ia gunakan. Kemudian, suami perempuan itu menegur mereka dan saat itulah, serangan fisik terjadi.

"Dua pria itu mulai mendorong suami perempuan itu dan ia yang mencoba melerai perkelahian justru ditendang di bagian perut oleh salah satu penyerang," ujar keterangan juru bicara polisi, dilansir The Independent, Jumat (9/9).

Perempuan itu diketahui tengah mengandung. Setelah serangan terjadi, orang-orang di sekitar lokasi mencoba melindungi perempuan dan anak-anaknya yang juga berada di sana hingga polisi tiba.

Saat polisi tiba, perempuan itu langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan ginekologi. Beruntung, tidak ada cedera permanen ataupun hal fatal yang mengancam kondisi calon bayinya.

Dua orang pria yang melakukan penyerangan kemudian ditangkap atas tuduhan melakukan kejahatan kebencian. Mereka yang dilaporkan adalah pendukung tim sepak bola RCD Espanyol Barcelona, yang beraliran sayap kanan.

Insiden ini sekaligus menandakan adanya isu diskriminatif di Eropa. Setelah larangan burka yang diusulkan di Jerman dan Belanda, menyusul burkini di Prancis.

Barcelona telah melarang pemakaian kerudung yang sepenuhnya menutupi wajah, termasuk burka dan niqab, serta larangan busana lainnya yang menutup seluruh tubuh juga diberlakukan pada 2010. Larangan ini berlaku di seluruh area publik, termasuk perpustakaan dan kantor dewan.

Sebelumnya, dua kota kecil di Spanyol, yaitu Lerida dan El Vendrell juga telah menerapkan aturan serupa. Salah satu pejebat pemerintah di Barcelona, mengatakan pemakaian burqa dan niqab telah membuat martabat dan kebebasan perempuan terenggut. Barcelona merupakan kota kedua terbesar di Spanyol dengan sekitar 1,4 juta warga Muslim. Termasuk wilayah otonomi Catalonia tersebut.

Kota itu disebut menjadi kota dengan banyaknya kejahatan kebencian yang terjadi. Tahun lalu, sebanyak 215 insiden berkaitan dengan kejahatan itu terjadi, termasuk xenofobia, homofobia, dan Islamophobia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement