Jumat 09 Sep 2016 22:33 WIB

Duterte Sampaikan Komitmen Bebaskan WNI Tersandera

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ilham
Kunjungan Rodrigo Duterte. Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat kunjungan kenegaraan di teras halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Kunjungan Rodrigo Duterte. Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat kunjungan kenegaraan di teras halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut isu pembebasan sandera Abu Sayyaf menjadi salah satu poin pembicaraan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden Joko Widodo. Duterte menyampaikan komitmennya untuk membebaskan sembilan sandera WNI yang hingga kini masih ditahan kelompok perompak Abu Sayyaf di Filipina.

"Terdapat komitmen kuat dari Presiden Duterte untuk membebaskan kesembilan sandera tersebut dalam waktu secepatnya," kata Menlu, yang ikut mendampingi presiden dalam pertemuan bilateral, Jumat (9/9).

Retno menambahkan, hingga kini ia terus berkoordinasi dengan penasehat khusus Presiden Duterte bidang perdamaian yang memiliki tugas memantau kondisi sandera. "Alhamdulillah WNI kita dalam kondisi sehat," katanya.

Sebelumnya, Presiden Duterte meminta maaf pada Presiden Jokowi soal insiden pembajakan sejumlah kapal batubara milik Indonesia di perairan Sulu, Filipina. Peristiwa pembajakan kapal tersebut juga diikuti dengan penyanderaan para awak kapalnya.

Ia kemudian menegaskan bahwa pembajakan adalah kejahatan internasional yang telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Pembajakan kapal yang terjadi di perairan perbatasan, sambung Duterte, telah menjadi masalah bersama yang harus segera dihentikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement