Jumat 09 Sep 2016 23:42 WIB

FIFA akan Investigasi Blatter dan Dua Pejabat Lain Terkait Korupsi Gaji

Sepp Blatter mundur dari presiden FIFA.
Foto: AP Photo
Sepp Blatter mundur dari presiden FIFA.

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Mantan presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan sekjen Jerome Valcke menghadapi penyelidikan baru atas gaji dan bonus yang mereka terima. Padahal, sebelumnya mereka sudah dilarang berkecimpung dalam sepak bola karena pelanggaran etika. 

Komite etik FIFA mengatakan penyidik ​​telah membuka proses resmi terhadap Blatter dan Valcke, bersama dengan mantan direktur keuangan Markus Kattner. Seperti dilaporkan Reuters pada Jumat (9/9), ketiganya diduga melakukan pelanggaran etika, termasuk suap dan korupsi.

Pelanggaran diduga atas gaji dan bonus yang dibayarkan kepada Blatter, Valcke, dan Kattner serta ketentuan lainnya termasuk dalam kontrak tiga orang ini.

Mereka juga diduga melanggar aturan pada perilaku umum, loyalitas, konflik kepentingan serta menawarkan dan menerima hadiah ataupun manfaat lainnya.

Pengacara Valcke menolak berkomentar, sementara Blatter dan Kattner tak bisa segera dihubungi meskipun sebelumnya telah membantah melakukan kesalahan.

Blatter mengatakan pendapatannya sejalan dengan pejabat tinggi dari liga olahraga profesional di seluruh dunia.

FIFA mengatakan pada Juni bahwa penyelidikan internal mengungkapkan ketiga pejabat ini telah menerima 79 juta franc Swiss (Rp 1,06 triliun) untuk kompensasi selama lima tahun.

Pengacara FIFA Quinn Emanuel yang melakukan penyelidikan mengatakan, bukti mengungkapkan upaya yang terkoordinasi oleh ketiganya memperkaya diri. Caranya melalui kenaikan gaji tahunan, bonus Piala Dunia, dan insentif lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement