REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustaz Muhammad Arifin Ilham saat ini tengah mengembangkan Pondok Pesantren Az-Zikra di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Pesantren tersebut dikembangkan sejak 2014.
Saat ini jenjang sekolah yang sudah dibuka adalah SMP Az-Zikra. Di Ponpes Az-Zikra Gunung Sindur itu terdapat 125 santri kelas 2 SMP. Sedangkan di Ponpes Az-Zikra Sentul, Bogor, Jawa Barat terdapat 200 santri kelas 1 SMP.
Mereka menunggu selesainya pembangunan asrama baru di Ponpes Az-Zikra Gunung Sindur. “Insya Allah awal tahun ajaran 2017/2018 mereka dipindahkan ke Ponpes Az-Zikra Gunung Sindur,” kata Ustadz Muhammad Arifin Ilham kepada Republika.co.id di Ponpes Az-Zikra Gunung Sindur, Senin (5/9/2016).
Selanjutnya Ponpes Az-Zikra Sentul akan menerima santri baru kelas 1 SMP sebanyak 200 siswa. “Setiap tahun kami hanya menerima 200 santri baru, meski kadang hati sedih melihat mereka yang tidak bisa masuk Ponpes Az-Zikra. Jumlah pendaftar jauh melebihi kuota yang tersedia,” ungkap Ustaz Arifin.
Arifin mengemukakan, Ponpes Az-Zikra terutama menekankan pembiasaan amal saleh berupa penerapan sunnah-sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan itu terutama mencakup shalat fardhu berjamaah di masjid, qiyamullail, shalat Dhuha, puasa Senin-Kamis, tadabbur Alquran, menjaga wudhu, bersedekah, serta zikir dan shalawat,” tutur Arifin.
Terkait hal tersebut, kata Arifin, salah satu hal yang ditekankan kepada para ustaz di Ponpes Az-Zikra adalah menjadi contoh. “Menjadi contoh jauh lebih efektif daripada memberi contoh,” ujar Arifin.
Menjadi contoh adalah mengerjakan amalan-amalan tersebut. Sedangkan memberi contoh adalah menceritakan atau mencontohkan orang-orang tertentu yang mengerjakan amalan-amalan tersebut. “Kalau kita menjadi contoh puasa Senin-Kamis, maka kita harus melaksanakan ibadah tersebut. Bukan sekadar menceritakan tentang orang-orang yang rutin berpuasa Senin-Kamis,” papar Arifin.
Arifin menegaskan, menjadi contoh lebih kuat pengaruhnya dibandingkan memberi contoh.
“Anak-anak kita mudah meniru. Karena itu, para ustadz di Ponpes Az-Zikra bukan hanya memberi contoh tetapi menjadi contoh. Dakwah dilihat lebih kuat pengaruhnya daripada dakwah didengar,” tutur Arifin.
Arifin menambahkan, “So make a white and nice image every chance. Kesan indah yang menjadi kesan panjang untuk generasi kita. Itulah akhlak jariyah yang mengalir panjang walau kita sudah wafat.”
Arifin menyebutkan, tiap Senin siang hingga Selasa pagi ia menginap di Ponpes Az-Zikra Gunung Sindur untuk menemani sekaligus membina para santri. “Pada Senin, 29 Agustus 2016, saya mengatakan kepada para santri, siapa yang puasa hari Senin, mereka berhak untuk puasa bareng Abi (saya). Ternyata ada enam orang yang puasa Senin,” ungkapnya.
Pada Senin berikutnya, 5 September 2016, Arifin bertanya lagi, berapa orang yang puasa hari Senin. “Ternyata dari 125 santri tersebut, sebanyak 119 santri berpuasa hari Senin. Hanya enam santri yang tidak puasa, karena sakit. Ini bukti efektifnya pengaruh menjadi contoh ketimbang sekadar member contoh,” papar Ustadz Muhammad Arifin Ilham.