REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Petani di Desa Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi jenis urea di wilayah itu.
"Selama dua tahun ini pupuk urea langka di wilayah ini. Semua kios di wilayah ini tidak ada yang menjual pupuk urea, termasuk pupuk SP 36 dan NPK Ponska," kata petani Desa Lubuk Pinang, Jaka, Sabtu (10/9).
Anggota kelompok tani suka maju ini mengatakan, untuk mendapatkan pupuk urea, petani di wilayahnya terpaksa membeli pupuk urea dan pupuk jenis lain di wilayah Lunang Selaut, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kendati demikian, ia mengatakan, kelompok taninya pernah mendapatkan jatah pupuk subsidi dari kios resmi menjual pupuk, tetapi jumlah terbatas.
"Cuma dapat satu karung untuk dibagikan kepada semua anggota kelompok," ujarnya.
Kabid Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Elxandi mempertanyakan keluhan petani karena sulitnya mendapatkan pupuk tersebut. Menurutnya, pupuk masih tersedia.
"Masalahnya petani yang membutuhkan pupuk tidak mengajukan rencana defenitif kebutuhan kelompok (RDKK)," ujarnya.
Ia mengatakan, tahun ini daerah itu mendapatkan tambahan pupuk bersubsidi jenis urea sebanyak 480 ton dari pemerintah provinsi setempat untuk kebutuhan bulan Agustus hingga Desember 2016. Awalnya, daerah ini dapat kuota pupuk urea sebanyak 2.700 ton tahun ini.