Ahad 11 Sep 2016 14:10 WIB

Akar Kuat Sejarah Islam di Swedia

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Muslim Swedia
Foto: World Bulletin
Muslim Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah Islam di Swedia memiliki akar yang cukup kuat. Eksistensi risalah samawi di negara monarki tersebut berawal pada abad ke-18. Ketika itu, negara yang berbatasan dengan Norwegia di sebelah barat itu bersekutu dengan Kekhalifahan Ottoman.

Persekutuan ini nembuat Raja Swedia Carl XII berada di bawah bayang-bayang perlindungan Dinasti Ottoman. Faktor kedekatan itulah yang menjadi modal mendasar, mengapa negara yang ibu kotanya berada di Stockholm itu memberikan kebebasan beragama kepada umat Islam meski Muslim adalah minoritas.

Puncaknya pada 1970, ketika Swedia membuka pintu untuk para imigran, banyak Muslim berbondong-bondong datang ke negara yang bergabung dengan Uni Eropa pada 1995 itu. Swedia yang termasuk negara maju menampung imigran dari Timur Tengah, terutama Iran dan Irak.

Selain para imigran dari Timur Tengah, kelompok Muslim terbesar kedua yang datang ke negara yang pernah didaulat menjadi salah satu wilayah termiskin di Eropa pada abad ke-19, terdiri dari imigran Yugoslavia yang didominasi oleh para pengungsi. Dari sebagian mereka terdapat pula orang-orang Bosnia.

Gejolak kedatangan imigran Muslim itu mendorong pertumbuhan jumlah Muslim yang sangat signifikan di negara padat penduduk itu. Menempati urutan ke-155 dalam jajaran negara yang mempunyai kepadatan penduduk di dunia, Islam berkembang di Swedia. Sebuah sensus menunjukkan, pada 2000, Muslim Swedia berjumlah 300 ribu atau 3,5 persen dari populasi penduduk yang berjumlah sembilan juta jiwa.

Sekitar 100 ribu dari jumlah Muslim merupakan peranakan yang lahir di negara yang mempunyai luas wilayah 440 ribu km persegi itu. Umat Islam tidak hanya didominasi oleh para imigran Muslim, banyak warga asli Swedia yang memeluk Islam.

Tercatat, pada 2009 jumlah Muslim menjadi 500 ribu jiwa atau sekitar lima persen dari total jumlah penduduk. Sebanyak 5.000 di antaranya orang Swedia asli. Bahkan, nama “Muhammad” menjadi sangat merakyat, banyak berdiri sekolah-sekolah Muslim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement