REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan Muslim di Swedia cukup dinamis. Pemandangan praktik keagamaan mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari. Ini, antara lain, terlihat dari animo warga Swedia yang mulai beralih mengonsumsi makanan halal.
Apalagi pada 2009, Muslim Swedia membentuk Dewan Fatwa, Svenska Fatwaraadet. Lembaga ini akan membantu Muslim Swedia tentang bagaimana hidup sesuai ajaran Islam. Termasuk menentukan fatwa halal atau haram perkara tertentu, pernikahan dan perceraian, serta permasalahan ekonomi dan lain-lain.
(Baca: Akar Kuat Sejarah Islam di Swedia)
Sayangnya, tidak semua pihak berkenan dengan pertumbuhan Muslim di Swedia. Kalangan nasionalis banyak yang masih mendiskreditkan Islam, terutama melalui media massa. Tak sedikit pula di antara mereka yang membuat propaganda-propaganda anti-Islam dan anti-Muslim.
Bahkan, kebencian oknum terhadap Islam dan Muslim itu diperlihatkan secara nyata. Seperti insiden pelemparan Masjid Fittja pada 20 November 2013, tak lama setelah masjid ini mengantongi izin mengumandangkan azan, kepolisian setempat menyimpulkan insiden ini merupakan serangan Islamofobia yang berbentuk aksi vandalisme.
Meski demikian, perjuangan Muslim Swedia tak bisa berhenti begitu saja. Mereka masih harus bekerja keras untuk meluruskan kesalahpahaman tentang Islam dan Muslim. (Baca: Swedia Izinkan Azan Berkumandang dengan Pengeras Suara)
Serangan bom bunuh diri yang pernah terjadi di Stockholm pada Desember 2010, itu satu dari sekian peristiwa yang turut mencoreng citra Islam. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan citra positif Islam dan Muslim.
Kepala Asosiasi Islam Swedia (Islamiska förbundet i Sverige, IfiS), Omar Mustafa, pernah menyampaikan khutbah saat shalat Jumat di Masjid Södermalm, di Stockholm. Salah satu kutipan pernyataannya berbunyi demikian, "Swedia adalah negara kami, apa yang membuat Swedia bahagia, akan membahagiakan kami. Apa yang melukai Swedia, akan melukai kami pula."
Faktanya, Islamofobia merupakan persoalan yang harus segera dituntaskan bersama oleh umat Muslim. Meningkatnya eskalasi serangan Islamofobia terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Tentu, ini jadi satu pekerjaaan rumah yang harus segera diselesaikan Muslim Swedia.