REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rakyat Amerika mengadakan peringatan ke-15 serangan 11 September 2001 pada Ahad dengan menyebut nama-nama mereka yang meninggal dalam tragedi tersebut. Mereka membunyikan lonceng gereja dan menyalakan lampu di tempat kejadian di mana dua menara kembar besar di Kota New York runtuh.
Nama-nama dari 2.983 korban dibacakan dengan pelan oleh sanak saudara mereka. Sementara musik klasik mengiringi upacara di Plza Memorial 9/11 di lower Manhattan dan mengheningkan cipta.
Empat pesawat bajakan ditabrakkan ke Pusat Perdagangan Dunia (WTC), Pentagon dekat Washington D.C., dan sebuah lapangan Pennsylvania. Lebih dari 340 petugas pemadam kebakaran dan 60 personel polisi, termasuk di antara yang meninggal dalam peristiwa tersebut pada Selasa pagi tahun 2001. Serangan di wilayah AS itu dipandang terburuk sejak Pearl Harbor dibom pada tahun 1941.
Banyak dari mereka meninggal ketika menaiki tangga dengan harapan mencapai para korban yang terperangkap di lantai-lantai yang lebih tinggi di menara-menara itu. Tom Acquarviva kehilangan puteranya Paul yang berusia 29 tahun.
Paul bekerja di firma jasa keuangan Canter Fitzgerald di lantai 101 hingga 105 dari Menara Utara, di atas lantai-lantai yang dihantam pesawat pertama. Paul adalah salah seorang dari 658 karyawan Cantor Fitzgerald yang tewas dalam serangan tersebut.
Dalam upacara itu dia mengatakan dirinya merasa sangat kehilangan puteranya itu dan selalu terkenang. Tak ada pejabat publik yang berbicara dalam upacara di New York, untuk menjaga tradisi yang mulai berlangsung pada tahun 2012. Tapi banyak tokoh hadir, termasuk Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik dan saingannya dari Partai Demokrat Hillary Clinton.