REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, Pilgub DKI yang berpotensi empat pasang calon akan membuat masyarakat DKI terfragmentasi atau tersebar. Ini dengan catatan tidak ada calon dengan suara yang mayoritas atau dominan.
"Dengan adanya potensi empat pasangan calon ini yang terjadi suara pemilih akan lebih terfragmentasi. Petanya bisa jadi seperti 2012 lalu, dengan ada banyak pasangan calon termasuk yang dulu pejawat ikut dijagokan. Ternyata perolehan suara juga terbagi, karena ada lima pasangan calon," kata dia, kepada Republika.co.id, Ahad (11/9).
Menurut peneliti yang akrab disapa Mbak Wik ini, tidak ada suara yang mayoritas terjadi aapabila PDI P maju dengan calon dari kadernya sendiri. Sebagaimana diketahui PDI P memiliki kursi terbanyak, 28 kursi hasil dari konstituennya. Sedangkan Gerindra dan PKS yang telah mendeklarasikan Sandiaga Uno-Mardani memiliki jumlah 26 kursi.
Bila PPP, Demokrat, PKB dan PAN bergabung membentuk koalisi sendiri dengan total 28 kursi dari suara konstituennya, maka menurutnya bisa jadi tidak ada suara mayoritas. Karena pengusung calon pejawat Ahok dari tiga partai, Nasdem, Hanura dan Golkar dengan total 24 kursi dari suara konstituennya.
Keempat kelompok ini sudah memiliki syarat untuk mencalonkan masing-masing pasangan calon karena telah memenuhi syarat 21 kursi. Maka dengan potensi empat pasangan calon ini, jelas dia, suara dari masing-masing pendukung akan berpendar. Sehingga akan terjadi dua putaran pemilihan.
Pada putaran ke dua, Siti Zuhro memprediksi akan terjadi pengerucutan calon. Karakternya berbeda dengan Pilkada DKI 2012 lalu, saat itu resistensi pemilih terhadap pejawat yakni Fauzi Bowo tidak seperti penolakan kepada Ahok saat ini.
Ini yang akan memunculkan hal-hal yang tidak bisa diprediksi. Karena bisa jadi ada perasaan yang sama dari pemilih siapa yang paling bisa mengakomodasi dan menampung aspirasi suara masyarakat DKI. Itulah yang akan menarik dengan nilai tawar yang lebih tinggi.
Saat ini sudah tiga calon yang mulai mendeklarasikan dirinya, selain Ahok, dua diantaranya sudah mendeklarasikan diri bersama pasangan calon. Di antaranya pasangan yang diusung dari Gerindra-PKS, Sandiaga-Mardani dan Yusril Ihza Mahendra menggaet mantan Sekda DKI Saefullah, yang mengklaim sebagai poros alternatif.