REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Neneng Heryani, mengatakan kondisi ketujuh anak korban prostitusi gay Bogor saat ini mulai membaik. Pihak RPSA sedang melakukan sejumlah persiapan untuk mengembalikan ketujuh korban kepada keluarga.
"Kondisi psikologis tujuh korban mulai membaik. Meski demikian, kami masih terus melakukan serangkaian tes psikologis dan assesment. Kami pun melibatkan orang tua dalam penyembuhan mereka," ujar Neneng ketika dihubungi Republika.co.id Senin (12/9).
Berdasarkan hasil tes psikologis, dia menyatakan ketujuh korban tidak memiliki kecenderungan penyimpangan orientasi seksual. Menurut Neneng, serangkaian konseling kepada orang tua dan pendekatan agama tetap diberikan hingga tujuh korban dinyatakan siap pulang ke rumah masing-masing.
Pihaknya belum dapat memastikan kapan ketujuh anak dapat kembali ke rumah orang tua. Sebelum dikembalikan ke tempat asal, pihak RPSA akan melakukan survei apakah lingkungan sekitar telah kondusif bagi mereka.
"Kami pastikan dulu lingkungan rumah dan sekitarnya sudah ramah untuk mereka. Jangan sampai mereka kembali terjerumus prostitusi gay. Karena itu, kami akan dampingi terus," tambah Neneng.
Sebelumnya, kepolisian kini memburu pelaku 'penjualan' anak-anak dalam lingkaran prostitusi untuk kalangangay di beberapa kota besar. Polisi mengisyaratkan, semua itu masih terkait dengan jaringan tersangka AR, mucikari dalam bisnis prostitusi khusus gay di Bogor.
"Sedang dikembangkan itu semua, tunggu saja. Kalau diumumkan sekarang jaringannya bisa kabur," kata Wakapolri Komjen Syafruddin usai shalat Idul Adha di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Senin pagi.