Selasa 13 Sep 2016 10:35 WIB

Sejarah Hari Ini: Palestina-Israel Tanda Tangani Deklarasi Prinsip

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Israel terdahulu Shimon Peres (kiri) dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: huffington post
Presiden Israel terdahulu Shimon Peres (kiri) dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah puluhan tahun berseteru, perwakilan Israel dan Palestina bertemu di Gedung Putih pada 13 September 1993. Keduanya menandatangani kesepakatan perdamaian yang tertulis dalam "Deklarasi Prinsip".

Deklarasi ini merupakan perjanjian pertama yang dilakukan Israel dan Palestina. Tujuannya untuk mengakhiri konflik perebutan wilayah mulai dari Sungai Yordania hingga Laut Mediterania.

Dilansir dari History, peperangan antara Yahudi dan Arab di Palestina dimulai di era 1920-an. Saat itu, kedua kelompok mengklaim wilayah yang dikuasai Inggris.

Orang-orang Yahudi Zionis merupakan imigran dari Eropa dan Rusia yang datang untuk mendirikian negara Yahudi. Orang-orang Arab berusaha membendung imigrasi Yahudi dan akhirnya mendirikan negara Palestina.

Pada Mei 1948, negara Israel resmi dibentuk. Namun, Palestina mendapat dukungan dari lima negara Arab.

Pada 1949, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) membiarkan Israel menguasai wilayah yang menjadi sengketa. Kepergian ratusan ribu warga Palestina dari wilayah itu membuat Yahudi menjadi mayoritas di sana.

Sebagian besar warga Palestina yang pergi, memutuskan untuk tinggal di Tepi Barat. Israel semakin membatasi hak-hak warga Palestina yang tersisa. Mereka diasingkan dan dipindahkan secara permanen ke kamp-kamp pengungsi.

Pada 1964, Palestina membentuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai payung politik yang mewakili semua rakyat Palestina. PLO menyerukan penghancuran negara Israel dan pembentukan negara Palestina merdeka.

Israel menolak untuk mengadakan pembicaraan dengan PLO. Tapi pada 1992, pemimpin Partai Buruh, Yitzhak Rabin, terpilih menjadi perdana menteri Israel dan berjanji akan melaksanakan proses perdamaian.

Pada 1993, Israel mengadakan pertemuan rahasia dengan PLO di Oslo, Norwegia. Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan penting, salah satunya perjanjian perdamaian pada 13 September 1993.

Di Gedung Putih, Menteri Luar Negeri Israel, Shimon Peres, dan pejabat kebijakan luar negeri PLO, Mahmoud Abbas, menandatangani perjanjian. Deklarasi tersebut menyerukan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dan Kota Jericho di Tepi Barat.

Pembentukan pemerintahan Palestina nantinya akan diberikan otoritas di Tepi Barat. Penandatanganan perjanjian ini disaksikan oleh Presiden Bill Clinton, juga disaksikan oleh mantan presiden George HW Bush dan Jimmy Carter.

Meskipun kelompok ekstremis dari kedua pihak masih terus menyabotase proses perdamaian dengan kekerasan, Israel tetap menarik pasukan mereka dari Jalur Gaza dan Jericho pada Mei 1994. Pada Juli, pemimpin Palestina, Yasser Arafat, memasuki Jericho dan mendirikan pemerintahan otoritas Palestina.

Pada tahun yang sama, Arafat, Rabin dan Peres dianugerahi Nobel Perdamaian dalam upaya rekonsiliasi yang mereka lakukan.

Selanjutnya: Italia Invasi Mesir dalam Perang Dunia II

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement