Selasa 13 Sep 2016 11:58 WIB

Seperti Hillary Clinton, Banyak Warga AS Tetap Bekerja Meski Sakit

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Calom presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
Foto: AP
Calom presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, ingin tetap bekerja meski telah didiagnosis menderita pneumonia. Hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh Clinton, tetapi juga oleh banyak warga AS.

Bagi warga AS, tetap bekerja saat sakit berarti seseorang akan dianggap sebagai pekerja keras, dan tidak rapuh atau lemah. Mereka telah menanamkan budaya workaholic yang menyamakan kerja pria dengan wanita.

Sebuah survey yang dilakukan oleh National Sanitation Foundation pada 2014 mengemukakan, sekitar seperempat pekerja AS tetap pergi bekerja ketika mereka sakit. Enam puluh tujuh persen dari mereka akan merasa dianggap sebagai pekerja keras.

Profesor Sauder School of Business di University of British Columbia, Jennifer Berdahl, mengatakan, memiliki komitmen kuat pada pekerjaan menjadi simbol maskulinitas di lingkungan pekerjaan. Mereka juga biasanya datang ke tempat kerja lebih awal dan pulang di akhir.

Hal ini membuat pekerjaan kantoran hampir disamakan dengan olahraga fisik, terutama bagi pekerja pria dalam bidang hukum dan konsultasi bisnis. "Pengabdian kepada pekerjaan memang bukan sesuatu yang harus dilakukan pria, tapi di sini sudah terbangun seperti itu," ujar Berdahl, dikutip dari The Huffington Post.

Dengan demikian, cukup jelas mengapa Clinton memilih untuk tidak beristirahat saat sakit. Mantan Menteri Luar Negeri AS tersebut tengah menghadapi teori konspirasi mengenai kesehatannya dan tentu ia tidak ingin pendukungnya terpengaruh.

Para pekerja memilih tetap bekerja saat sakit karena berbagai alasan. Beberapa orang mengaku enggan mendapat penalti karena tidak masuk kerja dan beberapa lainnya takut dinilai negatif jika mengajukan cuti.

Clinton juga memiliki komitmen kuat untuk tetap menghadiri peringatan serangan teroris 9/11, karena saat itu ia menjadi senator di New York. Tentu saja Clinton tidak mau karir politiknya hancur hanya karena harus beristirahat selama satu hari.

AS adalah satu-satunya negara maju yang tidak memberikan keringanan kepada pekerja yang sakit. Tiga puluh lima persen pekerja tidak dibayar jika mengambil cuti karena sakit. Tak jarang mereka yang menderita penyakit menular, menginfeksi rekan kerjanya atau menginfeksi konsumen.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement