REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terjangkit virus zika, setelah virus ini juga merebak ke sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jane Soepardi, menyampaikan potensi Indonesia untuk terjangkit virus zika inipun sangatlah besar.
"Besar ancamannya. Singapura negara yang berhasil mengendalikan (populasi) nyamuk termasuk nyamuk aedes aegypti dapat terkena virus zika. Sedangkan Indonesia termasuk negara yang gagal mengendalikan pertumbuhan nyamuk. Tapi kenapa ada di Singapura?," kata Jane kepada Republika.co.id, Selasa (13/9).
Kendati demikian, ia mengimbau agar masyarakat tak panik terhadap virus ini. Sebab, virus zika ini disebutnya tak lebih berbahaya dari penyakit demam berdarah yang dapat berdampak mematikan bagi penderitanya.
Yang penting, dia mengatakan, masyarakat tetap menjaga kebersihan sehingga lingkungan terhindar dari nyamuk. Selain itu, ia juga mengimbau wanita untuk menunda kehamilan agar janin tak beresiko terkena mikrosefalia akibat dari virus zika ini.
Lebih lanjut, Jane mengatakan, keganasan dari virus zika ini hingga kini masih diteliti. Sebab, virus zika yang menyebar di negara-negara Asia berbeda dengan virus zika yang ditemukan di Brazil dan yang mengakibatkan mikrosefalia pada bayi. Virus zika di Brazil merupakan virus tipe Asia yang kemudian bermutasi dan berdampak lebih membahayakan.
"Yang sudah jelas virus di Brazil tipe Asia tapi bermutasi menjadi ganas. Kita enggak tau apakah virus kita bermutasi atau belum. Yang di Asia belum tentu berkaitan dengan microcephali," kata dia.