Selasa 13 Sep 2016 14:30 WIB

Indonesia Rentan Terjangkit Virus Zika

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
 wisatawan berjalan melewati sebuah banner himbauan kewaspadaan terhadap virus Zika di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang.
Foto: EPA/Mast Irham
wisatawan berjalan melewati sebuah banner himbauan kewaspadaan terhadap virus Zika di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terjangkit virus zika, setelah virus ini juga merebak ke sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jane Soepardi, menyampaikan potensi Indonesia untuk terjangkit virus zika inipun sangatlah besar.

"Besar ancamannya. Singapura negara yang berhasil mengendalikan (populasi) nyamuk termasuk nyamuk aedes aegypti dapat terkena virus zika. Sedangkan Indonesia termasuk negara yang gagal mengendalikan pertumbuhan nyamuk. Tapi kenapa ada di Singapura?," kata Jane kepada Republika.co.id, Selasa (13/9).

Kendati demikian, ia mengimbau agar masyarakat tak panik terhadap virus ini. Sebab, virus zika ini disebutnya tak lebih berbahaya dari penyakit demam berdarah yang dapat berdampak mematikan bagi penderitanya.

Yang penting, dia mengatakan, masyarakat tetap menjaga kebersihan sehingga lingkungan terhindar dari nyamuk. Selain itu, ia juga mengimbau wanita untuk menunda kehamilan agar janin tak beresiko terkena mikrosefalia akibat dari virus zika ini.

Lebih lanjut, Jane mengatakan, keganasan dari virus zika ini hingga kini masih diteliti. Sebab, virus zika yang menyebar di negara-negara Asia berbeda dengan virus zika yang ditemukan di Brazil dan yang mengakibatkan mikrosefalia pada bayi. Virus zika di Brazil merupakan virus tipe Asia yang kemudian bermutasi dan berdampak lebih membahayakan.

"Yang sudah jelas virus di Brazil tipe Asia tapi bermutasi menjadi ganas. Kita enggak tau apakah virus kita bermutasi atau belum. Yang di Asia belum tentu berkaitan dengan microcephali," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement