REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kendati pasar propeti di Singapura sedang mengalami kemerosotan terburuk dalam sejarahnya, namun permintaan terhadap perumahan mewah di Negeri Singa tersebut terus saja berdatangan. Dahsyatnya, permintaan tersebut datang dari orang-orang kaya Indonesia.
Dilansir laman Bloomberg.com, Selasa (13/9), pembelian properti mewah di Singapura pada tahun ini masih didominasi oleh warga negara Indonesia, yakni dengan nilai transaksi mencapai 5 juta dolar Singapura atau setara 3,7 juta dolar AS. Jumlah tersebut sudah melebihi empat kali lipat dari jumlah transaksi pembelian tahun 2015.
Orang Indonesia, sebagaimana ditulis Bloomberg.com, merupakan pembeli asing terbesar untuk properti mewah di menara OUE Twin Peaks, yang baru mulai dipasarkan pada Juli 2016 lalu. "Kami melihat peningkatan besar dalam pembelian properti paling mahal oleh orang Indonesia," kata agen senior di SLP Realty Pte, Ang Kok Leong, seperti dikutip Bloomberg.com.
Dalam data resmi yang dirilis Otoritas Pembangunan Kembali Perkotaan Singapura (URA) memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan permintaan pembelian properti di Singapura oleh orang Indonesia. Orang Indonesia tercatat membeli 30 unit properti mewah di Singapura senilai 5 juta dolar Singapura atau lebih pada periode awal tahun hingga 17 Agustus 2016. Jumlah tersebut menurut URA meningkat dibandingkan pembelian sepanjang tahun lalu yang hanya delapan unit properti.
Sementara itu data yang dirilis Cushman & Wakefield Inc menyebutkan, selama paruh pertama 2016, orang Indonesia membeli 189 properti di Singapura dari semua kategori harga. Angka tersebut meningkat 23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Cushman & Wakefield Inc juga mencatat, pembelian properti oleh orang kaya Cina dan Malaysia menurun selama kuartal II 2016. Kondisi sebaliknya terjadi untuk transaksi pembelian properti oleh orang Indonesia yang justru meningkat 19 persen.