Selasa 13 Sep 2016 18:04 WIB

Petani: Bibit Bawang Pemberian Pemerintah Kurang Berkualitas

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
  Petani bawang merah di desa Majakerta, Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani bawang merah di desa Majakerta, Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menyalurkan bibit bawang merah impor kepada sejumlah petani. Hal ini diharap bisa menekan harga bawang merah yang harganya sangat tergantung dari harga bibit.

Namun, bibit yang disalurkan oleh pemerintah disebut kurang memiliki kualitas bagus. Dengan kualitas seperti itu petani justru harus merogoh kocek lebih banyak dalam hal operasional.

"Kalau bibit memang dari lama sudah sampai. Tapi secara kualitas masih jelek. Kalau kita dari petani, ya ini belum sesuai. Walaupun sudah berlabel dan bersertifikasi tetap saja kurang bagus," kata Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Regional Cirebon, Rahmat, Selasa (13/9).

Rahmat menjelaskan, sebelum ada bibit impor yang didatangkan baru-baru ini, pemerintah daerah baik Kabupatn/Kota maupun Provinsi memang memiliki program dalam pemberian benih bawang merah. Namun dari dulu, bibit ini kerap memiliki kualitas kurang baik. Sehingga banyak petani enggan mengambil bibit tersebut meski digratiskan oleh pemerintah.