REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara di Asia Tenggara mengkonfirmasi kasus zika terjadi karena nyamuk lokal. Indonesia belum mengkonfirmasi adanya warga yang terinfeksi nyamuk lokal. Ahli virologi Institut Pertanian Bogor (IPB), Surachmi Setiyaningsih menilai, sebenarnya potensi penularan zika lokal di Indonesia itu ada.
"Karena kita juga ada nyamuk sama, lalu virusnya di Singapura itu memang virus Asia," kata Surachmi saat dihubungi Republika, Selasa (13/9).
Ia menyebut, ada dua hal yang patut disoroti soal zika lokal di Indonesia. Pertama, apakah sudah dilakukan penelitian anti-bodi teradap virus zika. Kedua, kemungkinan belum pernah ada penelitian soal nyamuk pembawa virus zika lokal.
"Jadi tanda tanya juga, apakah orang kita kebal. Sebenarnya uniknya tak ada. Kita sama kok peluangnya untuk terinfeksi virus tersebut, kita punya nyamuknya. Hanya kondisi orang Indonesia yang belum terlihat betul," tutur Surachmi.
Ia menyebut, masalah nyamuk di negara Asia Tenggara relatif sama. Menurutnya, penanggulangan dengan anti bodi bisa saja. Namun, hingga saat ini belum ada anti bodi atau obatnya. Sehingga, menurutnya, sebaiknya pemerintah mulai menangani vektornya, yakni memberantas nyamuk di lingkungan penduduk. Ia belum bisa menyimpulkan ihwal kemungkinan eksisnya zika lokal di Indoensia. Sebab, belum ada hasil penelitian yang dilakukan.
"Beberapa tahun lalu, ada kasus di Jambi laporan kemenkes (kementerian kesehatan). Tapi kan tak diikuti penelitian itu, apakah menghilang atau masih, belum dilihat penelitian," jelasnya.