Rabu 14 Sep 2016 00:32 WIB

Tahun Ini, Petir Lebih Berbahaya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Hujan petir (ilustrasi)
Foto: AP
Hujan petir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kematian akibat tersambar petir boleh dibilang jarang terjadi. Namun, kasus kematian akibat petir tahun ini mencapai tiga kali lebih tinggi dibanding akibat tornado.

National Weather Service Amerika Serikat (NWS) melaporkan, per 12 September 2016, 35 orang tercatat tewas akibat tersambar petir di AS. Sementara jumlah korban tewas akibat tornado mencapai 12 orang pada 2016 ini. Total korban tewas tersambar petir sendiri sejak 2009 berada di kisaran 20 orang.

''Memang agak tidak biasa, tapi tahun ini kasus kematian akibat sambaran petir terbilang tinggi,'' ungkap spesialis keamanan petir NWS Gray, Negara Bagian Maine AS, John Jensenius seperti dikutip Live Science, Senin (12/9).

Sebagian penyebabnya adalah kurangnya kesadaran akan bahaya petir dan betapa berisikonya berada di tengah badai petir. Jensenius mengatakan antara 2010-2015 ada 23-29 kematian terkait petir per tahunnya di Maine, AS. Pada 2009, jumlah korban tewas tersambar petir pernah mencapai 34 orang.

Secara kebetulan, pada 2009 pun kasus kematian akibat petir lebih tinggi dibanding akibat tornado yang mencapai 21 orang. Kematian akibat tornado sendiri jadi relatif karena tergantung seberapa padat kawasan yang terserang.

Ada 36-70 orang tewas akibat tornado antara 2012-2015. Namun kematian akibat tornado mencapai 553 orang pada 2011 ketika tornado menghantam Joplin, Missouri, dan menjadi super-outbreak tornado karena juga menyapu area selatan, barat, dan timurlaut. Faktanya, 2011 merupakan tahun dengan tornado paling mematikan di AS setelah 1940.

Untuk bisa menjaga diri tetap aman selama badai petir, Jensenius menyarankan untuk berlindung dalam bangunan atau kendaraan dengan penutup berbahan kuat. Sebab petir bisa membuat korban tewas dengan atau tanpa kelumpuhan.

''Saat kita tersambar, ada aliran listrik di dalam atau di luar tubuh kita. Aliran listrik dalam tubuh mengalir di sistem peredaran darah atau sistem saraf,'' kata Jensenius.

Serangan petir mampu menghentikan detak jantung seseorang dan mengeringkan sistem saraf. Jikapun selamat, korban serangan petir biasanya bermasalah dengan memori.

Korban kesulitan mengingat ingat lama, menyimpan informasi baru, atau memanggil informasi dalam memori. Serangan petir juga bisa menghanguskan tubuh orang yang tersambar selain juga efek tersetrum.

Serangan petir sendiri bisa terjadi langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, sambaran petir bisa melalui objek sekitar korban atau kabel listrik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement