Rabu 14 Sep 2016 09:59 WIB

Pabrik Minyak Goreng Kelapa Masih Bisa Bertahan

Red: Ilham
Minyak goreng/ilustrasi
Foto: salon.com
Minyak goreng/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pabrik minyak goreng berbahan baku kelapa hibrida hingga kini masih bisa bertahan di Palembang, Sumatera Selatan. Selama ini, pabrik ini mengalami persaingan ketat dengan industri besar minyak goreng berbahan baku kelapa sawit.

"Pabrik minyak goreng kelapa hibrida masih bisa bertahan karena minyak tersebut masih cukup banyak diminati masyarakat daerah ini," kata Safnizal pengelola pabrik minyak goreng kelapa di kawasan Tanjung Api Api Palembang, Rabu (14/9).

Menurut dia, dengan masih tingginya peminat minyak goreng tersebut, kegiatan usaha yang proses produksinya sebagian besar masih tradisional dan membutuhkan banyak tenaga manusia. Dia ingin menjaga kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan permintaan masyarakat.

Kegiatan produksi dari pabrik mini ini, hanya bisa memproduksi sekitar 300 ton minyak goreng kelapa setiap bulannya. Minyak ini dipasarkan di wilayah Palembang dan beberapa daerah Sumsel lainnya.

Pimpinan Usaha Dagang (UD) Bersama, Adin mengatakan, sebagai salah satu pemasok bahan baku kelapa kupas ke pabrik tersebut, dia sangat mengharapkan pabrik minyak goreng kelapa bisa tetap bertahan. Dengan adanya pabrik minyak goreng kelapa itu, usahanya bisa bertahan dan puluhan warga di sekitar lokasi kegiatan usaha kawasan Kelurahan 1 Ilir Palembang dapat diberdayakan menjadi pengupas buah kelapa.

Adin mengatakan, sekitar 200 ton daging buah kelapa dipasok UD Bersama ke pabrik minyak goreng setiap bulannya.

"Ratusan ton buah kelapa yang telah dikupas dan dagingnya dikeluarkan dikirim ke pabrik minyak goreng di kawasan Tanjung Api Api," ujarnya.

Untuk memenuhi permintaan pasokan daging buah kelapa dari pabrik minyak goreng, pihaknya membuka beberapa sentra pengupas buah kelapa di kawasan lainnya. Buah kelapa segar yang diolah pengerajin di sekitar daerah aliran Sungai Musi ini dipasok dari petani di kawasan transmigrasi jalur wilayah Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir.

"Kami membina petani di dua kabupaten itu, dan mencari sumber pasokan baru agar ke depan tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan pabrik minyak goreng," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement