Rabu 14 Sep 2016 15:07 WIB

AS, Jepang dan Korsel Bertemu Bahas Nuklir Korut

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Korea Selatan menyaksikan berita yang menyiarkan tes nuklir Korea Utara.
Foto: REUTERS/Kim Ju-sung/Yonhap
Tentara Korea Selatan menyaksikan berita yang menyiarkan tes nuklir Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan pada Rabu (14/9). pejabat Korsel akan bertemu dengan pejabat Amerika Serikat dan Jepang di New York, Ahad (18/9). Pertemuan ini dijadwalkan untuk membahas tanggapan ketiga negara terhadap uji coba nuklir Korea Utara.

Ketiga negara tersebut mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi baru di Korea Utara setelah negara itu melakukan uji coba nuklir yang kelima pada Jumat pekan lalu. Uji coba itu jelas melanggar kebijakan PBB yang telah diperketat pada Maret 2016.

Korea Selatan mengatakan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Yun Byung-se, bersama Menlu AS John Kerry dan Menlu Jepang Fumio Kishida akan bertemu dalam Sidang Umum tahunan PBB untuk membahas lebih lanjut tekanan dan sanksi bagi Korea Utara.

Seperti yang dilansir Reuters, Menteri Pertahanan AS Ash Carter pekan lalu memerintahkan Cina untuk turut berperan aktif dalam mengendalikan tetangganya. Pada Selasa (14/9), Menlu Cina Wang Yi berbicara dengan Yun melalui telepon.

Yi mengungkapkan ketidaksetujuan Beijing terhadap uji nuklir Korea Utara. Namun, Yi bersikeras Beijing tetap menentang rencana AS dan Korea selatan dalam memberlakukan sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) di Korea Selatan. Walau mendukung resolusi Maret, China sangat menentang THAAD.

 

Cina sebagai mitra diplomatik dan perdagangan terpenting bagi Korea Utara pun menolak usulan AS untuk memutus kerja samanya dengan Korea Utara.

 

Surat kabar Beijing pada Rabu (14/9) menyebut AS sebagai pembuat onar dan mengatakan negara adidaya tersebut tidak memiliki hak untuk mendikte Cina dalam mengambil keputusan untuk mengendalikan Korea Utara. Menurut surat kabar itu, ketegangan di Semenanjung Korea merupakan akibat dari tindakan AS.

Baca juga, Korut Kembali Lakukan Uji Coba Nuklir, Korsel dan Jepang 'Goyang'

Cina dan Rusia juga mendorong untuk memulai kembali perundingan enam pihak tentang denuklirisasi di Korea Utara. Pembicaraan yang melibatkan Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat ini telah ditangguhkan sejak 2008.

Washington mengatakan pihaknya bersedia untuk bernegosiasi dengan Korea Utara jika negara itu berkomitmen untuk denuklirisasi, tapi Pyongyang dengan tegas menolak syarat itu.

Menurut seorang juru bicara, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan mencari bantuan Kuba dalam menanggapi program nuklir dan rudal Korea Utara selama kunjungannya ke Havana pekan depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement