REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan jajaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkaitan dengan koordinasi pemblokiran aplikasi pria homoseksual atau gay pada pada Jumat (9/9) lalu.
"Jadi saya sudah ingatkan tak hanya rapat, beliau juga komitmennya tinggi sekali," kata Khofifah kepada Republika.co.id, Rabu (14/9).
Menurutnya, sulit untuk memberantas kemunculan situs maupun aplikasi gay di dunia maya. "Namanya situs begitu misal, setelah ditutup dua jam kemudian muncul lagi. Seperti itu terus," ujarnya.
Saat ini, ia menyebut, pihaknya terus mengingatkan berbagai pihak ihwal bahaya aplikasi gay. Pembahasan, ia melanjutkan, juga berlangsung dalam grup-grup Whatsapp Kabinet Kerja. Namun, Khofifah enggan menjelaskan sejauh mana pembahasan Kabinet Kerja ihwal aplikasi gay.
Khofifah membantah tudingan pemerintah lamban memblokir situs dan aplikasi gay. "Gencar, tidak gencarnya, tergantung media juga, punya mood nggak untuk mempublikasi itu," ujar dia.
Menurut Khofifah, aplikasi gay dapat berdampak pada kepribadian anak-anak. "Mau nggak anda punya ponakan anak jadi gay," ujarnya.
Ia mengingatkan, dalam UU Perkawinan sangat jelas disebutkan, pernikahan yang sah dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Hal tersebut juga tertera dalam Alquran, bahwa laki-laki berpasangan dengan perempuan.
"(Aplikasi gay) ini kan keluar dari regulasi kita," ujarnya.