REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam enam bulan pertama di 2016, ada dua mantan narapidana Penjara Guantanamo yang kembali bergabung dengan kelompok teroris.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut, total ada sembilan mantan napi yang bergabung kembali dengan kelompok teroris sejak Barack Obama menjabat sebagai Presiden AS pada 2009 lalu. Hal itu berdasarkan laporan Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI).
AS membuka fasilitas penahanan di Guantanamo pada 2002, setelah insiden serangan teroris terhadap menara WTC pada 11 September. Fasilitas tersebut untuk menahan tersangka teroris asing.
Namun penjara ini menimbulkan kecaman internasional. Sebab sebagian besar tahanan dijebloskan selama lebih dari satu dekade tanpa tuduhan dan pengadilan.
Obama berharap ia dapat menutup Penjara Guantanamo di tahun pertamanya sebagai presiden. Akan tetapi, rencana Obama tersebut ditentang oleh banyak anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat.
Baca juga, 2 Tahanan Inggris Terakhir di Guantanamo Dibebaskan.
Menurut ODNI, jumlah napi Guantanamo yang dibebaskan dan kembali menjadi teroris lebih banyak pada pemerintahan Presiden George W Bush, dibandingkan dengan Obama.
Dilaporkan, dari 532 tahanan yang bebas pada zaman Bush, 113 orang memilih kembali ke kelompok radikal mereka. Sedangkan selama pemerintahannya, Obama membebaskan 161 tahanan, hanya ada sembilan yang kembali.