REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, mengatakan pemerintah menjamin kelangsungan beasiswa bagi 215 mahasiswa Indonesia yang kini berada di Turki. Biaya perkuliahan bagi mahasiswa S2 dan S3 akan ditanggung oleh Kemenristekdikti.
"Tentu semua akan dibantu, tetapi sesuai dengan kemampuan negara. Untuk mahasiswa S2 dan S3 beasiswa kami ambil alih beasiswanya. Beasiswa bagi mahasiswa S1 baru kami bicarakan seperti apa nanti pola pembiayaannya, " ujar Nasir kepada Republika.co.id di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Rabu (15/9).
Seperti diketahui, sebelumnya sebanyak 215 mahasiswa Indonesia sedang berada di Turki untuk menjalani perkuliahan. Seluruh mahasiswa tersebut mendapat beasiswa dari Yayasan Pasiad yang diduga memiliki hubungan dengan organisasi oposisi pemerintah Turki, Fethullah Gulen. Akibatnya, kelanjutan beasiswa ratusan mahasiswa tersebut terancam terhenti.
Menyikapi kondisi ini, Nasir mengungkapkan, pemerintah sedang melakukan pendataan jumlah mahasiswa S1, S2 dan S3 dengan lembaga terkait. Pendataan itu dilakukan untuk memetakan tanggungan pembiayaan beasiswa.
Selain itu, Kemenristekdikti telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk membahas pembiayaan beasiswa mahasiswa S1. Dalam pertemuan tersebut telah dihitung jumlah biaya perkuliahan para mahasiswa. Alokasi anggaran pengganti beasiswa bagi mahasiswa S1 tersebut masih menanti kebijakan Kemenkeu .
Baca juga, Turki Sapu Bersih Gerakan Gulen di Indonesia.
"Kami belum tahu jumlah data pasti mahasiswa S1. Jika ada alokasi anggaran dari Kemenkeu tentu akan kami bayarkan untuk mereka. Sesuai dengan arahan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, pemerintah berkomitmen untuk menanggung beasiswa mereka," tegas Nasir.