REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ribuan balita di Kabupaten Indramayu mengalami kekurangan gizi. Ketiadaan ibu balita karena bekerja ke luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi salah satu penyebab terjadinya kondisi tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi mengungkapkan, di Kabupaten Indramayu ada sekitar 40 ribu balita. Dari jumlah tersebut, balita yang menderita gizi kurang sekitar seribuan balita.
Selain gizi kurang, ada pula 19 balita yang mengalami gizi buruk. Namun, kasus gizi buruk tersebut belum masuk kategori bermasalah karena jumlahnya masih di bawah satu persen dari total jumlah balita di Kabupaten Indramayu. "Kasus gizi buruk maupun gizi kurang sudah kita tangani, di antaranya dengan pemberian makanan tambahan (PMT)," ujar Dedi, Kamis (15/9).
Dedi mengungkapkan, timbulnya kasus gizi buruk maupun gizi kurang di Kabupaten Indramayu itu salah satunya disebabkan tidak adanya ibu balita tersebut. Ibu yang seharusnya merawat dan memelihara balita mereka, malah pergi bekerja ke luar negeri sebagai TKI.
Akibatnya, para balita dari ibu-ibu yang menjadi TKI itu kebanyakan diasuh oleh nenek mereka. Bahkan, satu orang nenek bisa menjaga lebih dari tiga orang cucunya sekaligus. Kondisi itu akhirnya membuat pola makan balita menjadi tidak terperhatikan, terutama dari kecukupan gizi yang dibutuhkan mereka.