REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan titik panas di Sumatera turun drastis. Saat ini tingkat kebakaran hutan dan lahan yang mencapai lebih dari 50 persen hanya di enam titik.
"Kamis, Pukul 16.00 WIB, satelit hanya mendeteksi enam titik panas di Sumatera dan wilayah penyebaran dua provinsi," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Kamis (15/9).
Dia merinci, enam titik panas tersebut masih terkosentrasi di Provinsi Riau terpantau empat titik yang tersebar pada tiga kabupaten/kota yakni Pelalawan dua titik.
Selanjutnya Kampar dan Dumai masing-masing satu titik panas, sedangkan sisanya dua titik panas lagi terdapat di Provinsi Sumatera Selatan.
Titik panas ini berdasarkan rilis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra. "Kalau pagi tadi, satelit deteksi delapan titik panas di Sumatera dengan wilayah sebaran di dua provinsi yakni Aceh dan Bangka Belitung masing-masing memberi sumbangan empat titik," katanya.
"Untuk di Riau sendiri dinyatakan nihil karena pantauan satelit alami blank area," ucap Slamet.
Kemarin atau Rabu (14/9), masih satelit yang sama milik Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mendeteksi 96 titik panas dengan tingkat kepercayaan karhutla lebih dari 50 persen tersebar di delapan provinsi.
Yakni di Riau masih tercatat sebagai wilayah kosentrasi titik panas karena sebagian besar berada wilayah daratan provinsi itu sebanyak 29 titik dan disusul Sumatera Selatan 25 titik.
Lalu Sumatera Barat 18 titik, Lampung delapan titik, Jambi tujuh titik, Bangka Belitung dan Bengkulu sama-sama memberi sumbangan empat titik serta Sumatera Utara satu titik.
Tim udara satuan tugas siaga darurat kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau dilaporkan, terus melanjutkan operasi pengeboman air sebagai upaya penanggulangan titik api di tiga kabupaten yakni Rokan Hilir, Rokan Hulu dan Kampar.
"Dua helikopter jenis Sikorsky dan MI-8 hingga kini masih terus melakukan operasi pemadaman di Kecamatan Pujud dan Kecamatan Tanah Putih di Rokan Hilir," kata anggota tim udara Satgas Karhutla Riau, Mayor Ferry Duwantoro.
Ia berujar, di Rokan Hilir kebakaran hutan dan lahan terpantau cukup luas. Kebakaran ini mulai terjadi sejak Sabtu (10/9) atau mulai masuki liburan panjang dan hingga kini proses pemadaman masih berlangsung.
Kebakaran juga terjadi di daerah perbatasan antar dua kabupaten yakni Rokan Hulu dan Kampar atau tepatnya di kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi. "Cuma hutan yang terbakar di Bukit Suligi sudah kita padamkan. Tetapi, saat ini hanya menyisakan asap tipis. Belum jelas berapa luas kebakaran untuk di area ini," katanya.