REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Djuwita F Moeloek mengatakan obat-obatan palsu yang beredar memiliki efek memberi kesenangan sesaat. Pihaknya meminta masyarakat mewaspadai bentuk-bentuk pemalsuan obat.
"Dari laporan yang kami terima, obat-obatan palsu itu sebetulnya jenis yang sudah ditarik. Kemudian ada yang mengedarkan lagi. Efeknya melemaskan otot sehingga bisa menyebabkan senang sesaat," ujar Nila kepada wartawan di Gedung Kemenristekdikti, Jumat (16/9).
Berdasarkan laporan dari BPOM tersebut, ada indikasi jika penggunaan obat palsu juga dapat mengarah kepada adiksi. Obat palsu disediakan bagi konsumen masyarakat luas.
Nila melanjutkan, masyarakat perlu mewaspadai bentuk pemalsuan obat. Pemalsuan dapat berupa obat kadaluwarsa yang masih beredar dengan mengganti kemasan, obat dengan kandungan isi yang berbeda dengan kemasan atau obat sisa penggunaan fasilitas kesehatan yang dikemas ulang.
"Ada pula yang asalnya dari importir ilegal. Ini ranahnya kriminal dan mengarah kepada kecanduan karena ada indikasi memiliki efek seperti Napza," tutur Nila.
Untuk menghindari obat palsu, Nila mengimbau masyarakat membeli obat-obatan di tempat resmi. Penggunaan obat pun harus sesuai dengan resep dokter dan indikasi dari penyakit.