Jumat 16 Sep 2016 17:46 WIB

Sasaran Penerima Diubah, KUR akan Disalurkan Lewat Koperasi

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Budi Raharjo
Petugas melayani nasabah di salah satu koperasi simpan pinjam di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani nasabah di salah satu koperasi simpan pinjam di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bakal tercapai pada akhir 2016. Ia menyebutkan, capaian penyaluran hingga September sudah mencapai 65 persen. 

Darmin meyakini hingga Desember nanti penyaluran bisa menyentuh 100 persen atau sesuai target sebesar Rp 120 triliun. "Kita mendiskusikan alokasi per sektor lebih baik lagi ke depan. Kredit mikronya supaya lebih besar. Kredit untuk produksi, untuk pedagang kecil sih tidak masalah. Untuk pedagang di pasar tradisional," ujar Darmin di kantornya, Jumat (16/9). 

Darmin menyebutkan ke depan pemerintah akan menyasar kredit untuk petani, peternak kecil, serta produksi pangan lainnya. Sasaran KUR nantinya bergeser dari porsi KUR terbesar saat ini yakni perdagangan. "Mungkin tahun depan ada review," ujarnya.

Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah membuka ruang bagi koperasi untuk menyalurkan KUR kepada sektor-sektor sasaran di atas termasuk pangan. Nantinya OJK akan melakukan pengawasan terhadap koperasi yang dinilai sehat untuk menyalurkan KUR. 

Selain itu OJK juga akan menyusun satu kriteria untuk menentukan koperasi mana yang dianggap sesuai menyalurkan KUR. Kementerian Keuangan memberi catatan khusus mengenai penyaluran KUR oleh koperasi ini, seperti penyaluran kredit harus digunakan untuk usaha yang produktif dan bukan untuk usaha yang bersifat konsumtif.

"Kapan koperasinya itu dianggap sakit, kapan sudah tidak tertolong, itu harus ada. Tapi sementara itu yang satu ini cukup bagus, kita jalankan dulu. Kemenkop UMKM sudah membentuk direktorat jenderal untuk pengawasan, tadinya enggak ada itu. Kita melihat itu sudah level playing field dengan perbankan. BPD tadinnya segelintir sekarang sudah banyak, karena ada perbaikan," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement