REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok relawan Soldier (Sandiaga Uno Digital Volunteer) menyatakan, rutin melakukan pelatihan digital dengan masyarakat Ibu Kota dan pendukung. Mereka siap mengalahkan pejawat Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilkada DKI Jakarta.
"Kami intens melakukan pelatihan dan pertemuan. Meski suhu politik sedang tinggi soal pasangan calon. Kami dan teman-teman fokus kerja, fokus bergerak, dan mengenalkan Bang Sandi melalui kanal digital," kata Koordinator Soldier Anthony Leong dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (16/9).
Menurut Anthony, pihaknya sadar bahwa dalam Pilkada DKI kali ini yang dihadapi adalah kekuatan besar sehingga kekuatan akar rumput menjadi modal bersama. Dia menyatakan, relawan yang tergabung dalam Soldier akan terus memberikan pelatihan strategi digital untuk melakukan pembekalan.
Pakar digital marketing Indonesia itu berkomitmen untuk terus mengedepankan demokrasi yang sejuk di dunia media sosial tanpa mencela atau menjelekkan kandidat gubernur lainnya. "Intinya bagaimana para relawan mengemas informasi positif yang dibalut dengan kreativitas dan berlandaskan fakta untuk disosialiasikan dan disebarluaskan melalui internet," katanya.
Kandidat calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno pada 23 September 2016 mengumumkan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) pasangannya pada Pemilihan Gubernur DKI 2017. "Insya Allah hari baik, Jumat (23/9), dan untuk cawagubnya sedang dirembuk oleh pimpinan partai yang tergabung dalam koalisi kekeluargaan," kata Sandiaga di Gelanggang Remaja, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (15/9).
Menurut dia, jangka waktu tujuh hari ke depan dilakukan untuk menyatukan pikiran dan menyamakan keberagaman, serta menyingkirkan prasangka, dan ego.
Sebelumnya, Koordinator Sahabat Sandiaga Uno (SSU) Anggawira menyatakan, pihaknya tidak gentar dengan sejumlah nama besar yang diperkirakan bakal menjadi tim sukses dari calon gubernur DKI Jakarta lainnya. "Kami tak gentar dan tak ciut nyali sedikit pun terkait sejumlah nama besar berdiri di belakang Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama)," kata Anggawira.
Anggawira yang merupakan fungsionaris Partai Gerindra ini justru mengaku heran dan mempertanyakan bagaimana esensinya bila ada pejabat publik terlibat sebagai tim sukses suatu pilkada. Dia mempertanyakan apakah berbagai pejabat publik itu mampu menjalankan skala prioritasnya sebagai pelayan publik yang masih mengemban amanah untuk melayani masyarakat.
"Masyarakat sudah kian cerdas dan mengerti akan politik yang sehat. Lantas mereka tentu akan kecewa bila asumsinya, urusan pelayanan publik terabaikan atau tak dikedepankan," katanya.