REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang melakukan survei terbaru yang berkaitan dengan menurunnya jumlah generasi muda. Populasi Jepang telah turun hingga satu juta jiwa dalam lima tahun terakhir.
National Institute of Population and Social Security Research kemudian melakukan penelitian terhadap penduduk dewasa. Hasil umum menunjukan hampir setengah dari orang dewasa di Jepang tidak pernah berhubungan seksual hingga usia mereka 34 tahun.
Sebagian besar orang dewasa Jepang juga lebih memilih menjadi lajang. Sebanyak 42 persen pria dan 44,2 persen perempuan usia 18-24 tahun diketahui masih perjaka atau perawan.
Data terbaru menunjukan 70 persen pria tidak menikah dan 60 persen perempuan lajang. Merespons hal ini, para peneliti mengatakan, demografi Jepang menghadapi tantangan cukup berat.
Pasalnya semakin banyak orang dewasa yang masih lajang. Padahal usia 20 - 30-an adalah usia subur dan produktif.
Hampir 90 persen responden juga mengaku tidak terburu-buru untuk menikah. Mereka berencana melakukan sesuatu yang lain di masa depan. Penelitian ini melibatkan 2.706 pria dan 2.570 perempuan.
Sekitar 30 persen pria juga mengklaim mereka tidak mencari pasangan lawan jenis. Sementara perempuan yang bukan heteroseksual berjumlah sekitar 26 persen.
Baca juga, Saat Warga Jepang Merencanakan Kematian.
Kepala departemen penelitian dinamis NIPSSR, Futoshi Ishii mengatakan orang dewasa Jepang memilih lajang karena mereka berpikir pernikahan ideal dan kenyataannya jauh berbeda. "Mereka ingin menikah sebenarnya, tapi mengurungkan karena mereka punya celah antara kenyataan dan idealitas," kata Futoshi.