Senin 19 Sep 2016 17:31 WIB

Survei: Risma Jadi Penantang Kuat Ahok di Pilgub DKI

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Walikota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Walikota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dinilai bisa menjadi lawan sebanding untuk bertarung dengan calon pejawat Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, hasil Lembaga Survei (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) KedaiKOPI terbaru menunjukkan, selain sosok Tri Rismaharini, ada banyak kepala daerah asal PDI Perjuangan yang bisa menjadi kuda hitam di Pilgub DKI.

"Sebagai penentu konstelasi politik di Pilgub DKI, ternyata PDI Perjuangan punya banyak kepala daerah berprestasi yang dinilai publik bisa jadi kuda hitam," ujar Hendri Satrio, salah satu pendiri KedaiKOPI, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (19/9).

Hasilnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, adalah sosok yang paling dinantikan maju Pilgub DKI dan berpotensi mengalahkan Ahok. Sebesar 54,8 persen responden survei ini menilai Risma berpotensi mengalahkan Ahok.

"Risma masih menjadi penantang terkuat pejawat, Risma terus mengalami kenaikan. Pekan kedua September, elektabilitasnya sudah hampir 31 persen," ujarnya.

Menariknya, lanjut Hendri, selain Tri Rismaharini, ada sejumlah kepala daerah yang juga populer di Jakarta karena berhasil memimpin daerahnya. Berikut enam kepala daerah yang masuk dalam radar warga DKI menjelang Pilgub DKI 2017:

1. Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat: 57,5 persen

2. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas: 16,0 persen

3. Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo: 8,8 persen

4. Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo: 8,0 persen

5. Wali Kota Pangkalpinang Muhammad Irwansyah: 7,0 persen

6. Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah: 6,5 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement