Senin 19 Sep 2016 17:47 WIB

Tingkat Konsumsi Karbohidrat Warga Indramayu Tinggi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Makanan yang mengandung karbohidrat
Foto: blogspot.com
Makanan yang mengandung karbohidrat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tingkat konsumsi warga Kabupaten Indramayu terhadap makanan yang mengandung karbohidrat, terutama nasi, tinggi. Sedangkan konsumsi makanan yang mengandung protein hewani maupun nabati masih rendah.

 

Kepala Sub Bidang Kerawanan dan Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, Imam Mahdi, menjelaskan, berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) nasional, skor konsumsi karbohidrat masyarakat Indramayu mencapai 33,5. Padahal, idealnya skor konsumsi tersebut hanya  25,5. Sedangkan konsumsi pangan hewani, skor untuk Kabupaten Indramayu hanya 19. Padahal skor idealnya seharusnya minimal 24.

 

Selain itu, tingkat konsumsi umbi-umbian masyarakat Indramayu baru mencapai skor 0,2 dari yang seharusnya 2,5. Masyarakat juga masih kekurangan asupan gizi dari jenis buah biji berminyak seperti kepala dan kemiri dengan skor 0,3 dari seharusnya berskor 1.

 

Untuk konsumsi gula masyarakat Indramayu, masih dalam skor 1,7 dari idealnya 2,5. Sedangkan jenis buah dan sayuran yang mengandung mineral dan sebagainya tercatat memiliki skor 30 dari skor seharusnya 31,2.

 

"Jadi masyarakat Indramayu lebih banyak makan nasi ketimbang makanan lainnya," terang Imam, Senin (19/9).

 

Tak hanya lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat terutama nasi, lanjut Imam, masyarakat Kabupaten Indramayu juga kelebihan mengonsumsi makanan berminyak dan lemak. Untuk jenis makanan tersebut, skornya enam dari yang seharusnya lima.

 

Terpisah, anggota Komisi IV DPR RI dapil Indramayu dan Cirebon, Ono Surono, mengakui, tingkat konsumsi pangan hewani, terutama ikan, di tengah masyarakat memang masih rendah. Tak hanya masyarakat Indramayu, namun juga masyarakat Indonesia secara nasional.

 

Ono menyebutkan, tingkat konsumsi ikan nasional saat ini baru mencapai 37 kilogram per kapita per tahun. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari negara-negara lain di Asia seperti Malaysia, Singapura, Filipina, maupun Jepang.

"Padahal produksi ikan laut maupun air tawar dalam negeri sangat melimpah," tandas Ono.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement