REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak, menilai politikus berjiwa dinasti masih ingin menguasai Banten. Indikasinya adalah bergabungnya Wahidin Halim dan Andika Hazrumy menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Banten 2017 mendatang.
Menurut Zaki, Andika adalah bagian dari dinasti politik Ratu Atut Chosiyah, mantan gubernur Banten. Sedangkan Wahidin dinilai masih berjuang untuk membangun dinasti politiknya.
Hal tersebut bisa dilihat pada pilkada 2013 di Kota Tangerang, di mana, Wahidin selaku ketua DPD Partai Demokrat malah mendukung adik kandungnya, yakni Abdul Syukur, yang merupakan ketua Partai Golkar di Tangerang. Padahal, pada saat itu, Partai Demokrat mengusung secara resmi Arief R Wismansyah yang juga kader Demokrat.
“Jadi dua-duanya sama, orang yang punya ambisi membangun dinasti politik,”kata Zaki saat dihubungi Republika.co.id, Senin (19/9).
Menurut Zaki, yang unik adalah sikap Wahidin yang berubah 180 derajat. Selama dua periode menjadi wali kota Tangerang, Wahidin dikenal sebagai orang yang sangat menentang dinasti politik Atut. Namun, sekarang dia justru bergabung dengan dinasti politik Atut.
“Jadi saya rasa, koalisi mereka berdua itu koalisi mengejar kekuasaan, bukan membangun good governance di Banten,” kata Zaki.
Zaki menilai, Wahidin memilih berkoalisi dengan dinasti Atut karena dinasti ini meskipun sempat jatuh karena Ratut Atut dan adiknya, Wawan yang dipenjara oleh KPK karena korupsi, tetap memiliki kekuatan. Indikasinya adalah saat pilkada serentak 2015 lalu, beberapa keluarga Atut masih memenangi pilkada di sejumlah kabupaten/kota di Banten.
Menurut Zaki, jika dinasti politik Atut tetap berkuasa, tak akan memunculkan banyak perubahan. Karena selama ini, Banten yang banyak wilayahnya dipimpin oleh anggota dinasti Atut terpuruk. Bahkan, oleh beberapa survey disebutkan Banten sebagai salah satu provinsi terkorup.