Selasa 20 Sep 2016 02:24 WIB

In Picture: Giliran Mahasiswa dan Nelayan yang Somasi Luhut

.

Rep: Raisan Al Farisi, Ahmad Islamy Jamil/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Warga nelayan pesisir Teluk Jakarta menunjukan ikan pari yang telah mati saat melakukan aksi di Silang Monas Utara, Jakarta, Senin (19/9). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Warga nelayan pesisir Teluk Jakarta menunjukan ikan yang telah mati saat melakukan aksi di Silang Monas Utara, Jakarta, Senin (19/9). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Warga nelayan pesisir Teluk Jakarta menunjukan ikan yang telah mati saat melakukan aksi di Silang Monas Utara, Jakarta, Senin (19/9). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Warga nelayan pesisir Teluk Jakarta menunjukan ikan yang telah mati saat melakukan aksi di Silang Monas Utara, Jakarta, Senin (19/9). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Warga nelayan pesisir Teluk Jakarta menunjukan ikan yang telah mati saat melakukan aksi di Silang Monas Utara, Jakarta, Senin (19/9). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Polemik seputar reklamasi Teluk Jakarta terus memanas sejak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan memutuskan untuk melanjutkan proyek bernilai ratusan triliun rupiah itu, beberapa waktu lalu. Hari ini, sejumlah nelayan Jakarta bersama Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia mendatangi Istana Negara untuk menyampaikan penolakan mereka atas keputusan kontroversial sang menteri.

 

pengawalan isu reklamasi teluk Jakarta secara konsisten dilakukan BEM Seluruh Indonesia, khususnya BEM di wilayah Jabodetabek-Banten. Siang ini, mahasiswa bersama para nelayan kembali menyuarakan kekecewaan mereka atas pernyataan Luhut yang menyebutkan bahwa tidak ada kesalahan dalam reklamasi Pulau G, sehingga proyek tersebut tetap dilanjutkan. Padahal, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta telah memutuskan pembangunan Pulau G harus dihentikan karena terbukti membawa masalah sosial dan ekologi.

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement