Selasa 20 Sep 2016 08:20 WIB

Muslimah Prancis: Islam tak Bisa Disamakan dengan Teroris

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang perempuan menangis saat mencari putranya di lokasi serangan truk di Nice, Prancis, Jumat, 15 Juli 2015.
Foto: AP Photo/Luca Bruno
Seorang perempuan menangis saat mencari putranya di lokasi serangan truk di Nice, Prancis, Jumat, 15 Juli 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang Muslimah Prancis yang kehilangan tiga keluarganya dalam insiden serangan pada 14 Juli lalu di kota Nice, Prancis menegaskan, Islam tidak bisa disamakan dengan teroris. Hal itu disampaikannya dalam doa bersama para keluarga korban.

Muslimah yang bernama Yasmine Bouzegan Marzouk itu mengatakan tindakan teroris murni sebagai aksi barbar. Ia menilai tindakan seperti itu terlepas dari agama manapun.

"Mereka itu barbar yang tidak mengikuti hukum atau agama manapun. Pada insiden 14 Juli itu, hidup kita berubah selamanya. Saya berasal dari keluarga Muslim dan tidak seharusnya Islam dan serangan itu dihubungkan," katanya sambil menangis seperti dilansir dari the digital journal.

Ia pun menceritakan tentang korban dari anggota keluarganya Mehdi Hachadi yang baru berusia 13 tahun. Ia menyebut tubuh Mehdi hancur akibat terlindas truk yang melaju cepat di antara kerumunan manusia ketika insiden terjadi.

Baca juga,  Sopir Truk Teror Nice Adalah Warga Lokal Prancis.

"Hidup seorang anak yang punya masa depan harus kandas akibat insiden itu. Dia padahal diajarkan untuk menghormati dan bertoleransi terhadap orang yang berbeda keyakinan," kenangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement