Selasa 20 Sep 2016 13:43 WIB

Penasihat Trump: Pelaku Teror tak Teriak 'Yesus Kristus'

Donald Trump
Foto: REUTERS/Mike Segar
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat militer kandidat presiden AS dari partai Republik, Donald Trump, mengklaim teroris tidak berteriak 'Yesus Kristus' saat melakukan tindakan kekerasan.

"Politik membenarkan pembunuhan. Itu akan menyebabkan kematian, kita tidak bisa membiarkan itu," kata pensiunan militer, Letnan Jenderal Michael Flynn, saat diwawancara oleh "Fox and Friends", Senin (19/9). Mereka membahas insiden pengeboman dan penusukan yang terjadi akhir pekan lalu.

Menurutnya, saat ini AS menghadapi musuh yang berbeda, yang tidak pernah dihadapi oleh pemerintah-pemerintah sebelumnya. "Kita benar-benar tidak mengerti saat ini," kata dia seperti dikutip the Hill.

Pernyataan Flynn disampaikan menyusul aksi serangan penusukan yang terjadi pada Sabtu malam lalu.  Para pelaku dikabarkan sempat bertanya pada calon korban apakah mereka Muslim atau bukan. Selain itu pelaku juga membawa nama kebesaran Tuhan.  "Anda tidak punya banyak orang yang berteriak Yesus Kristus sambil mengacungkan pisau pada seseorang," lanjut Flynn.

Baca juga,  Kronologi Pertikaian Trump dengan Keluarga Muslim AS.

Trump dan kubunya dikenal memiliki pandangan negatif terhadap Muslim dan imigran. Trump pernah mengatakan akan melarang Muslim masuk AS jika ia jadi presiden. Tak hanya itu, Trump juga pernah berselisih dengan keluarga veteran Muslim AS.

Pada Ahad, Trump menggunakan tiga serangan di AS untuk mengkritik rivalnya dari Demokrat, Hillary Clinton. Clinton yang juga mengutuk serangan itu mengatakan, klaim ISIS terhadap serangan telah menguatkan tekadnya untuk melindungi negara.

Pelaku penusukan di pusat perbelanjaan itu tewas ditembak polisi yang sedang bebas tugas. ISIS mengklaim serangan tersebut. Dalam pernyataan yang diunggah kantor berita terkait ISIS, Amaq News, mereka mengatakan pelaku penusukan Minnesota adalah tentara mereka. FBI masih menyelidikinya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement