REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migran asal Indonesia bernama Eni Lestari menyampaikan pidato di Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) yang digelar di New York, Amerika Serikat. Menurut informasi yang diterima, Selasa, Eni Lestari secara tegas mengungkapkan persoalan mendesak buruh migran dan pengungsi yang setelah bertahun-tahun tidak diperhatikan keberadaanya dan kontribusinya terhadap negara.
Ia menganggap PBB dan dunia memberikan perhatian setelah persoalan migran dan pengungsi semakin meningkat, bahkan setelah banyak yang menjadi korban. Eni Lestari meminta komitmen negara untuk mengutamakan keadilan dan perlindungan terhadap buruh migran, serta tidak menghancurkan keluarga migran atas nama pembangunan.
Eni menyampaikan, pemerintah harus membangun sebuah masa depan yang mengandalkan kekuatan rakyatnya, bukan untuk melanjutkan ekspor dan eksploitasi tenaga kerja migran. Selain itu, Eni juga mengkritisi pemerintah yang telah memanfaatkan kerentanan buruh migran melalui aturan yang mengeksploitasi dan memperkuat ketidakberadaan buruh migran, bahkan buruh migran sering dianggap sebagai ancaman keamanan.
Koordinator Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) Sringatin mengapresiasi langkah Eni dalam pencapaiannya bisa berpidato di tingkat PBB. "Kami tahu hal itu tidak mudah dan instan untuk terpilih sebagai pembicara dan mewakili suara 244 juta migran lainya di dunia. Perlu perjuangan yang panjang dan secara terus-menerus agar suara kami bisa kami sampaikan sendiri dan didengarkan oleh pemerintah secara langsung," kata Sringatin.
Sringatin menjelaskan, pesan singkat Eni Lestari telah mewakili suara dan tuntutan migran dunia seperti yang selama ini dituntut. "Apa yang disampaikannya itu benar dan kami adalah saksi ketidakadilan, kekerasan dan eksploitasi yang kita lihat dan rasakan setiap hari," tuturnya.
Ia mengharapkan dengan momentum ini, pemerintah Indonesia harus semakin membuka diri, mendengarkan tuntutan migran, dan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki permasalahan buruh migran Indonesia dengan memastikan sistem yang adil dan perlindungan yang kuat bagi warganya.
Baca juga, Australia Tetap Lindungi Perbatasan dari Migran.