Selasa 20 Sep 2016 15:27 WIB

Istana Klaim Pembebasan 3 Sandera karena Pendekatan Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ilham
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok perompak asal Filipina, Abu Sayyaf, telah membebaskan tiga dari sembilan tahanan mereka yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut, pembebasan tersebut merupakan buah dari pendekatan intens yang terus dilakukan Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

"Ini karena proses pendekatan berjalan baik," ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (20/9).

Pramono juga memastikan, tiga orang sandera berhasil dibebaskan tanpa uang tebusan. Ketiganya saat ini masih berada di Filipina untuk menjalani proses administratif sebelum dipulangkan pada keluarganya di Indonesia.

"Mudah-mudahan satu atau dua hari ini bisa selesai," kata Pramono. (Abu Sayyaf Bebaskan Tiga WNI dan Satu WN Norwegia.)

Ia juga menyatakan, pemerintah akan terus mengusahakan pembebasan enam sandera yang lain. Pemerintah berharap ini merupakan episode penyanderaan terakhir yang tak akan terulang kembali.

Sebelumnya, pimpinan kelompok Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari dikabarkan membantu pembebasan Teo Kopong, Lorenz Koten, dan Emmanuel. Bahkan, Mayor Jenderal (Purn) TNI Kivlan Zen juga ikut andil dalam negosiasi pembebasan sandera.

Manila Times menyebut ada uang ransum sebesar 30 juta peso buat para milisi. Uang tersebut dibayarkan oleh Kjartan Sekkingstad, sandera asal Norwegia yang juga dibebaskan bersama tiga WNI. 

 

Pada Mei lalu, salah satu media surat kabar lokal di Filipina Selatan, Mindanao Examiner mengabarkan, uapaya pembebasan empat sandera WNI oleh MNLF, berkat permintaan seorang mantan jendral TNI Kivlan Zein kepada Nur Misuari, seperti pembebasan 10 sandera sebelumnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement