Selasa 20 Sep 2016 18:22 WIB

Harga Buku Mencekik, Orang Tua Siswa Resah

Rep: Kabul Astuti/ Red: Andi Nur Aminah
Aneka buku pendamping sekolah
Foto: Republika/ Wihdan
Aneka buku pendamping sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah orang tua siswa SDN Jatirahayu V Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, Jawa Barat resah lantaran pihak sekolah mewajibkan setiap siswa membeli buku referensi seharga Rp 468 ribu. Siswa yang tidak membeli buku tersebut mengalami dampak psikologis. Mereka tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah  dan mengikuti pelajaran di kelas dengan baik.

Kasus ini telah bergulir sejak dua pekan terakhir, namun tak kunjung ada penyelesaian. Hari ini, sebanyak empat orang perwakilan orang tua siswa melakukan mediasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi. Orang tua siswa meminta supaya KPAI Kota Bekasi ikut turun tangan terkait dampak psikologis yang dialami siswa.

Salah satu orang tua siswa kelas IV SDN Jatirahayu, Maya (35), menceritakan, sekolah mewajibkan setiap siswa membeli buku referensi sebanyak sembilan eksemplar dengan harga Rp 468 ribu. "Sekolah menjual buku dengan harga Rp 468 ribu, sebanyak sembilan buku, dan itu wajib dibeli seluruh siswa," kata Maya kepada Republika.co.id, Selasa (20/9).

Sebagian orang tua siswa pun merasa keberatan dengan diwajibkannya buku tersebut. Harga buku juga dipandang mencekik sehingga memberatkan siswa yang kurang mampu. Apalagi, Maya mengatakan pihak sekolah setengah memaksakan buku tersebut harus dimiliki seluruh siswa. Alhasil ada beberapa orang tua siswa yang hanya mampu membeli beberapa buku, bahkan tidak membeli.

Maya membenarkan, pihak komite sekolah sudah mengadakan rapat dengan perwakilan orang tua siswa pada 23 Juli 2016. Namun, jumlah orang tua siswa yang diajak rapat menurut Maya tidak mewakili jumlah siswa. Dalam satu kelas hanya lima orang perwakilan orang tua siswa yang diikutsertakan rapat. Padahal jumlah siswa satu kelas lebih dari 30 anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement