Rabu 21 Sep 2016 00:53 WIB

Sistem Satu Arah Dituding Buat Bogor Jadi Kota Berkendara Terburuk

Rep: Santi Sopia/ Red: Nur Aini
Angkutan kota di Bogor.
Foto: Republika
Angkutan kota di Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keluarnya hasil survei dari aplikasi navigasi gratis, Waze, bahwa Bogor menjadi kota berkendara terburuk kedua di dunia setelah Cebu, Filipina, belum lama ini, dijadikan pemerintah sebagai momentum untuk berbenah. Menurut Wali Kota Bogor Bima Arya, Sistem Satu Arah (SSA) yang kini mulai ramai kembali dibicarakan diduga menjadi salah satu faktor penyebab keluarnya hasil survei tersebut.  

“Maka saya meminta DLLAJ untuk mempermanenkan SSA ini dengan beberapa catatan," kata Bima, di Bogor, Selasa (20/9).

Dia menegaskan, pihaknya tak hanya meminta perhatian serius Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ), namun juga dinas lainnya hingga aparatur di wilayah. Pemerintah daerah perlu mendata titik-titik kemacetan di wilayahnya masing-masing dan dianalisis serta diberikan solusi. “Dan saya minta minggu ini untuk diserahkan ke DLLAJ," ujarnya.

Menurutnya, jalur-jalur alternatif harus disterilkan dari sejumlah kendala seperti parkir liar, angkot yang ngetem, dan pedagang kaki lima (PKL). Ketidaksterilan jalur alternatif SSA ini juga, kata dia, salah satunya disebabkan oleh faktor-faktor tersebut.

Bima mengatakan, khusus untuk Satpol PP, DLLAJ, para camat dan lurah agar memerhatikan area parkir kendaraan di sekeliling Kebun Raya Bogor (KRB). Kepala DLLAJ perlu menyiapkan kantong-kantong parkir yang memadai.

"Kita juga akan menagih janji kembali kepada IPB dan Botani untuk membersihkan area pool Damri agar bisa digunakan sebagai tempat parkir bus wisata," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement