REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siang ini rencananya almarhum mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni akan dimakaman. Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir mempunyai kenangan tersendiri terhadap sosok almarhum saat pertemuan pertama pada Oktober 2004. Ia mengenang almarhum sebagai pribadi yang ramah. Bahkan tanpa mengenal fisik, almarhum mulai mengenal Haedar lewat tulisan-tulisan.
"Suatu kali di sebuah hotel di Pretoria, Afrika Selatan. Saya menyaksikan Pak Maftuh Basyuni, sebagai Menag kala itu sedang duduk di lobi, lalu saya sapa dan saya perkenalkan diri. Beliau dengan hangat menjawab 'saya sudah kenal Pak Haedar lewat tulisan-tulisannya'. Sebagai yang lebih muda senang disambut begitu, dan kita ngobrol padahal kita tahu beliau pendiam," katanya kepada Republika.co.id baru-baru ini.
Selain itu ia sempat bertemu kembali dengan almarhum di acara Dzikir Nasional Republika. Kala itu, ia senang melihat almarhum nampak masih ceria dan bercerita panjang soal Masjid At Tin. Sekaligus pula bercerita tentang pengalaman selama masih di 'lingkaran Soeharto'.
"Itulah pertemuan pertama saya di Afsel dan pertemuan di At Tin. Saya terakhir bertemu beliau ketika promosi Dr Muzammil, adik beliau. Saya kebetulan sebagai penguji pak Muzzamil di UGM pada 4 Juni 2016," ujarnya.
Almarhum merupakan Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Islam Madinah , Arab Saudi pada tahun 1968 .
Periode 1976-1979, ia tampil sebagai Sekretaris Pribadi Duta Besar Indonesia di Jeddah . Selain sebagai kepala rumah tangga kepresidenan saat Soeharto memimpin negara Indonesia , ia juga menjabat Sekretaris Negara pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Sejak 2002, ia adalah Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Pada 2004, ia tampil sebagai ketua Delegasi Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri OKI.
Maftuh Basyuni meninggal akibat kanker paru yang dideritanya.