REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebanyak 22 titik panas bertahan di Sumatra. "Tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu (21/9).
Pada pukul 07.00 WIB, satelit memantau 22 titik panas di Sumatra. Deteksi satelit itu masih sama dengan deteksi pada Selasa (20/9) sore, baik jumlah titik panas atau provinsi sebarannya. Ia memerinci titik panas tersebut tersebar di wilayah daratan tujuh provinsi dengan jumlah terbanyak terdeteksi satelit berada di Sumatra Utara dengan sembilan titik.
Berikutnya, wilayah daratan di Sumatra Selatan terpantau menyumbang dengan jumlah empat titik panas, disusul Bangka Belitung tiga titik panas. Wilayah daratan Jambi dan Lampung sama-sama menyumbangan dua titik panas, sedangkan Sumatra Barat dan Bengkulu masing-masing terdeteksi memberi sumbangan satu titik panas.
"Untuk di Riau sendiri, satelit tidak temukan titik panas sampai pagi ini atau nihil akibat provinsi ini masih tetapkan status siaga karhutla," kata Sugarin.
Pemerintah Provinsi Riau telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku selama enam bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga 30 November 2016. Sebelumnya, Komandan Satgas Karlahut Provinsi Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan bahwa perpanjangan status itu sebagai upaya memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi.
Saat ini, pihaknya memiliki enam unit helikopter dan dua unit pesawat untuk melakukan operasi pencegahan dan penanggulangan karhutla dengan pengeboman air dari udara. Yakni dua unit helikopter jenis MI-8, satu unit jenis MI-171, satu unit jenis Sikorsky, satu unit jenis Bolkow 105, dan dua unit pesawat air tractor. Selain itu, satgas juga dibantu satu unit pesawat jenis cassa untuk teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan di Riau.
Data terakhir dirilis Satgas Karhutla Riau menyebutkan bahwa karhutla hampir terjadi secara merata di Riau. Dari Januari hingga kini, telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare dan menetapkan 86 orang tersangka.