REPUBLIKA.CO.ID, CAROLINA - Ketegangan terjadi di Charlotte, Carolina Utara, pada Selasa (20/9), setelah polisi menembak mati warga kulit hitam bernama Keith Lamont Scott. Scott ditembak polisi karena membawa senjata ketika petugas bertemu dengannya di kompleks apartemen.
Ribuan orang berkumpul di lokasi penembakan untuk melakukan unjuk rasa pada malam hari. Mereka melempar beberapa botol air dan membawa tongkat besar untuk menghadapi polisi anti huru hara.
Rekaman video amatir menunjukkan warga yang melakukan unjuk rasa menendang kaca jendela mobil patroli polisi. Beberapa kendaraan rusak selama unjuk rasa berlangsung.
Beberapa jam kemudian, Kepolisian Charlotte-Mecklenburg memberikan penjelasan mengenai insiden penembakan tersebut. Saat itu, petugas kepolisian sedang mencari tersangka pembunuhan dan tak sengaja melihat Scott keluar dengan menggenggam senjata api.
"Polisi Brentley Vinson menembakkan senjatanya karena Scott memberikan ancaman kepada petugas," ujar kepolisian dalam sebuah pernyataan.
Penembakan fatal itu terjadi di tengah perdebatan mengenai kesewenangan polisi menganiaya warga kulit hitam, khususnya laki-laki. Scott telah terbukti bukan tersangka pembunuhan yang selama ini dicari polisi.
Keluarga Scott membantah Scott sedang memegang senjata. Menurut mereka, Scott saat itu sedang memegang buku dan menunggu anaknya pulang sekolah.
"Saya merasa sedih. Saya lelah menyaksikan pria kulit hitam ditembak setiap harinya. Bagaimana polisi akan melindungi kita?" ujar Shakeala Baker, tetangga Scott.
Baca juga, Trump Coba Rebut Hati Warga Kulit Hitam AS.