REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Tas yang terbuat dari kucing mati dilelang dalam sebuah situs lelang Selandia Baru TradeMe, Selasa (20/9). Tas yang dibuat dengan teknik taxidermy itu ditawarkan dengan harga awal satu dolar Selandia baru atau 0,59 poundsterling.
Taxidermy adalah seni menyumpal tubuh hewan yang sudah mati agar terlihat hidup. Seni ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Mesir kuno. Biasanya dilakukan untuk keperluan membuat pajangan hewan di museum atau sebagai koleksi para pemburu.
Ahli taxidermy, Claire Third mengatakan ia mengambil kucing itu setelah mati di jalan. Ia menyimpannya di dalam freezer selama tiga bulan sebelum memutuskan menjadikannya 'benda seni'. Keberadaan tas ini telah menuai beragam reaksi. Sejumlah orang menyebutnya menjijikan.
"Ini sama sekali bukan kreatif atau artistik," kata seseorang di kolom komentar situs. Third yang sudah jadi ahli taxidemy selama 15 tahun mengatakan tidak pernah sengaja membunuh hewan untuk menjadikannya barang seni.
Sama seperti ketika ia menemukan kucing malang yang mati di jalanan itu. "Ia (kucing) punya wajah yang cantik tapi sisa tubuhnya yang lain sudah tergencet," kata Third, dilansir BBC. Kucing itu ia beri nama Tom.
Menurut Third, butuh 300 jam total untuk membuatnya jadi sebuah tas. Ia juga butuh waktu tujuh tahun untuk akhirnya memutuskan melelangnya di situs daring.
Selain Tom, Third juga telah melakukan taxidermy pada sejumlah hewan lain. Ia pernah membuat unicorn dari lamma dan burung. Namun lebih sering mengunakan kucit
"Saya menemukan banyak kucing tewas karena sengaja dibunuh untuk melindungi populasi burung," kata Third. Selandia baru punya banyak kucing Feral yang menjadi masalah. Burung-burung langka di sana seringkali diserang spesies lain.
Tas Tom itu awalnya ditawarkan dengan harga 1.400 dolar namun kini menjadi satu dolar. Dalam beberapa jam harga Tom sudah naik jadi sekitar 400 dolar. Beragam komentar negatif banyak bermunculan.
Third mengaku cukup frustasi melihat komentar-komentar itu hingga ia memutuskan untuk libur. "Ada banyak orang aneh di luar sana, saya tidak tahu mereka duduk di kursi kulit apa sekarang," kata dia.